Kementerian Agama kirim 50 pencerahan ke daerah terdepan, terpencil dan tertinggal, berikut tujuan dan harapan

- 21 Maret 2023, 10:12 WIB
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA saat melepas 50 Penceramah di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag, Jakarta, Senin 20 Maret 2023.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA saat melepas 50 Penceramah di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag, Jakarta, Senin 20 Maret 2023. /Kemenag.go.id/
MEDANSATU.ID - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengirimkan sebanyak 50 pencerahan atau Dai Moderat ke wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). 
 
Pengiriman puluhan penceramah tersebut dalam menyambut bulan suci Ramadan 1444 Hijriyah.
 
Program pengiriman pencemaran tersebut besutan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam rutin dilaksanakan setiap bulan Ramadan.
 
“Program Dai yang akan berdakwah di daerah 3T ini menjadi ikhtiar dan tanggungjawab kami dalam pemerataan layanan keagamaan. Terutama dalam penguatan pemahaman keagamaan moderat dan wawasan kebangsaan yang kuat,” ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag, Jakarta, Senin 20 Maret 2023. 
 
 
Dikutip dari laman kemenag.go.id, Selasa 21 Maret 2023, Kamaruddin Amin juga mengatakan bahwa program tersebut bertujuan untuk peningkatan pemahaman dan pengamalan agama Islam yang moderat di masyarakat.
 
Lebih lanjut dikatakannya, Kemenag hadir ke seluruh pelosok negeri dalam pembangunan di bidang agama. 
 
“Di Ramadan tahun ini (2023), Kemenag akan mengirim 50 dai yang terpilih dari 279 pendaftar melalui rekrutmen terbuka" sebutnya.
 
"Mereka akan melaksanakan tugas dakwah di lima Provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur,” paparnya.
 
“Banyak masyarakat Islam yang masih belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik, pemahaman tentang ketauhidan dan wawasan fikih ibadah yang masih rendah, serta aspek-aspek muamalah-perekonomian Islam yang masih kurang dikenalkan. Kenyataan ini yang menjadi salah satu target pelayanan kami” ucapnya.
 
 
Sementara, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi mengatakan, para dai terbaik yang dikirimkan ke wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal bertugas memberi layanan keagamaan.
 
Melalui bimbingan dan dakwah serta penguatan pemahaman agama Islam yang toleran dan rahmatan lil alamin.
 
Menurutnya, dai menjadi salah satu instrumen penting dalam membangun kerukunan umat beragama. 
 
“Dai-dai yang berwawasan moderat tersebut dapat berdakwah untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta melestarikan budaya Indonesia yang beragam dan kaya,” jelasnya.
 
 
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi juga mendorong para Penceramah atau dai moderat tersebut untuk menyampaikan empat aspek penting:
 
Pertama, pentingnya penguatan wawasan keagamaan yang berkompeten. Kedua, pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa, serta menjaga integritas wilayah Indonesia, 
dengan menekankan nilai-nilai kebangsaan dalam ajaran Islam. 
 
“Ketiga, menjelaskan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Indonesia sebagai bagian dari kehidupan dalam berbangsa. Lalu keempat, mengajarkan nilai-nilai kebangsaan melalui pemahaman tentang sejarah, bahasa dan budaya Indonesia,” ucap Zayadi.
 
“Para dai moderat ini dapat menjadi agen perubahan yang berpartisipasi memperkuat wawasan kebangsaan dan memperkuat integritas wilayah Indonesia,” tegasnya. 
 
 
Kepala Subdirektorat bidang Dakwah Dan Hari Besar Islam, Lubenah, mengatakan, pengiriman 50 dai tersebut berlangsung dari 20 Maret hingga 19 April 2023. 
 
“Program ini dilaksanakan secara sinergi antara Ditjen Bimas Islam dengan Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh (LAZIS) Assalam fil Alamin, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur,” ucapnya. 
 
“Kami berharap, program dakwah dai di daerah 3T ini dapat berjalan secara baik sesuai rencana dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan masyarakat,” pungkasnya.
 
Hadir saat acara pelepasan 50 pencerahan ke daerah terdepan terpencil dan tertinggal itu, seluruh Direktur Bimas Islam, sejumlah Kasubdit Bimas Islam, jajaran Juru Bicara dan Staf Ahli Kementerian Agama. 
 
 
Turut hadir juga, Dewan Pengawas Syariah LAZIS Assalam Fil Alamin, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, dan perwakilan Kanwil Kemenag di sejumlah daerah. 
 
Selain itu, juga hadir sejumlah organisasi masyarakat dan 50 pencerahan atau dai moderat yang siap dikirim ke wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal tersebut.***

Editor: Habibi Medansatu

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x