Tidak hanya di Indonesia, di Arab pun masyarakatnya gegap gempita menyambut datangnya bulan suci Ramadhan ini. Lantas apa yang mereka lakukan selama menjalankan ibadah puasa?
Mirip di Indonesia, di Arab juga punya kebiasaan-kebiasaan tersendiri. Kaum lelaki kebanyakan berada di luar rumah menunggu waktu sahur. Pemerintah Saudi Arabia melonggarkan jam kerja selama Bulan Ramadhan. Mereka baru tidur setelah usai salat Subuh sebelum berangkat kerja.
Di Arab Saudi bisnis kuliner sama sekali dilarang di bulan Ramadhan terutama di siang hari. Sebagian besar supermarket, mal, toko, restoran, kafe, dan hampir semua tempat makan lainnya tutup, kecuali hotel tetap diperbolehkan buka dan mungkin masih menawarkan makanan kepada tamu yang tidak berpuasa, meskipun di area khusus yang sudah ditentukan.
Seperti halnya di Indonesia menjelang waktu berbuka banyak orang sedekahenaearkan bukaan geratis. Di masjid-masjid orang sudah berbaris menghadap makanan berbuka sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Waktu berbuka puasa di Arab memang unik. Jika di Indonesia atau di negara-negara Islam lainnya berbuka ditandai azan Magrib di Arab ditandai dengan ledakan meriam. Meriam diledakkan buka cuma pada waktu berbuka, tetapi juga saat masuk waktu imsyakiyah.
Saat berbuka orang Arab sangat patuh pada sunnah Rasulullah. Mereka memulai berbuka dengan memakan kurma dan meninum susu (yogurt). Beberapa dari mereka , menyantap kurma bersama kopi Arab, kolak, dan kue isi goreng atau panggang seperti samboosa dan hidangan lainnya.
Baca Juga: Selama bulan Ramadan 1444 Hijriah Pemerintah tetapkan jam kerja bagi ASN, berikut surat edaran PANRB
Kemudian ada beberapa kudapan berbuka seperti kunafah (kue yang direndam gula yang diisi dengan keju atau krim) dan logaimat (adonan goreng berbentuk bola kecil yang dilapisi sirup manis).
Kedua kue ini merupakan cemilan gurun Arab paling populer di meja makan masyarakat Arab Saudi, selain qatayef (panekuk berisi krim atau kacang).