Duh! Lupa Arah Jalan Pulang, Jemaah Calon Haji Lansia Hindari Dehidrasi dan Kelelahan Cegah Dimensia

21 Mei 2024, 14:05 WIB
Jemaah calon haji di tanah suci sering ditemukan lupa jalan arah pulang yang mengalami dimensia. /pandapotans/kemenag.go.id

 

 


MEDANSATU.ID - Sejumlah jemaah calon haji Indonesia ditengarai menderita gejala dimensia. Hal itu terungkap saat petugas haji meneukan jamaah yang lupa arah jalan pulang. Penyakit demensia merupakan turunnya kondisi kemampuan berpikir maupun daya ingatan seseorang yang umumnya terjadi pada lansia. Umumnya kasus ini sering terjadi diusia 65 tahun ke atas.

Kondisi dimensia ini sangat mungkin terjadi, terlebih jemaah calon haji lansia musim haji tahun ini cukup banyak. Dari catatan Kementerian Agama, jumlahnya mencapai sekitar 45ribu orang.

Hal ini sesuai dengan temuan Tim Media Center Haji (MCH) yang sering menemui dan mengantarkan jemaah calon haji lansia dan disinyalir menderita gejala dimensia yang sering lupa arah jalan pulang.

Baca Juga: Jemaah Calon Haji, Ini Tips yang Ampuh Cegah Mabuk Udara Selama Penerbangan ke Tanah Suci

Sebagaimana penjelasan dokter Leksmana Arry Chandra selaku Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH seperti dilansir MEDANSATU.I dari kemenag.go.id pada Senin 21 Mei 2024.

dokter Leksmana Arry Chandra menelaskan ada jemaah calon haji lansia yang lupa saat sedang menunaikan ibadah haji.

Lupa dimaksud meliputi lupa nama diri sendiri, lupa keluarga atau sering menemukan jemaah calon haji merasa dirinya masih berada di kampung halaman padahal sudah di tanah suci.

Baca Juga: Halo Jemaah Calon Haji, 6 Hal Terlarang Ini Jangan Lakukan di Tanah Suci

Gangguang seperti ini, menurut dokter Leksmana Arry Chandra, secara umum dipicu dua hal pokok. Hal dimaksud akibat faktor sosial atau psikososial maupun faktor pribadi atau psikologis.

Selain itu juga, papar dokter Leksmana Arry Chandra, sering pula dipicu faktor biologis.

Dokter yang sehari-hari bertugas di Daerah Kerja (Daerah Kerja) Madinah ini menambahkan gangguan jiwa jenis ini juga biasanya dipicu faktor genetikal.

Baca Juga: Halo Jemaah Haji Indonesia, Dilarang Bentangkan Bendera dan Spanduk di Tanah Suci Ya

Mereka yang berpotensi menderita gangguan kejiwaan, papar dokter Leksmana Arry Chandra, kemudian kambuh lagi saat tiba di tanah suci, Arab Saudi.

Demensia, sambung dokter Leksmana Arry Chandra, biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi lokasi (tempat), disorientasi waktu dan disorientasi orang-orang di sekitarnya.

Gejala yang bisa terlihat diawal, menurutnya, biasanya terindikasi seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian yang baru saja dialami.

Baca Juga: KABAR DUKA, Sempat Pingsan, Seorang Calon Haji Wafat di Madinah, Bakalan Dibadalhajikan

Kemudian, lanjutnya pula, sulit mempelajari hal baru, sulit berkonsentrasi termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke tempat baru.

Jemaah yang mengalami demensia, menurut dokter Leksmana Arry Chandra, perlu diberikan stimulasi kognitif.

Caranya, kata dia lagi, dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi atau melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah demensia itu.

Baca Juga: Persiapan Penting yang Harus Dilakukan Penderita Diabetes Sebelum Menunaikan Ibadah Haji

Meski pasien sudah pulih, menurutnya lagi, tetap perlu pendampingan. Pasalnya, sebut dia, demensia sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi.

Jadi, imbaunya, jemaah calon haji lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji.***

Editor: Pandapotan Silalahi

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler