MEDANSATU.ID-Rupiah diproyeksikan kembali mengalami tekanan pada perdagangan hari ini. Testimoni yang disampaikan Gubernur Bank Sentral AS, memicu kemungkinan bahwa ada peluang kenaikan bunga acuan sebesar 25 basis poin hingga tutup tahun 2023 ini.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun dan 2 tahun mengalami peningkatan jelang pidato Gubernur Bank Sentral AS.
Untuk imbal hasil obligasi US Treasury tenor 10 tahun pada perdagangan waktu AS sempat mendekati level 5%.
Dan sejauh ini ditransaksikan di 4.951% untuk yang 10 tahun, dan 5.116% untuk yang tenor dua tahun. Dengan peningkatan imbal hasil tersebut, maka mata uang rupiah berpeluang mengalami tekanan, dengan skenario terburuk kembali mendekati level 16.000 per US Dolar Amerika.
Meski demikian pada sesi perdagangan hari ini, rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 15.850 hingga 15.940. Di sesi pembukaan perdagangan tadi pagi, rupiah dibuka melemah di level 15.870.
Kinerja mata uang US Dolar Amerika pada perdagangan hari ini diproyeksikan menguat terhadap banyak mata uang Dunia. Seiring dengan kenaikan USD Index yang kembali naik di atas level 106.5.