Dia menilai, melihat masih banyaknya material bebatuan besar dan menutupi wilayah sektor dua seluas 14,72 meter persegi dan sektor tiga seluas 24,89 meter persegi itu, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim gabungan untuk proses penyelamatan.
Namun sebagaimana diberitakan MEDANSATU.ID sebelumnya, Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M, selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berharap seluruh korban bisa ditemukan dalam kondisi apapun.
Baca Juga: Erupsi Gunung Marapi, Upaya Pencarian Pendaki yang Terjebak Masih Berlangsung
Itu diungkapkannya dalam sebuah rapat koordinasi penanganan banjir bandang dan tanah longsor Humbang Hasundutan pada Senin 4 Desember 2023.
Jika sudah lebih dari aturan tenggat waktu 7 hari, menurut Letjen TNI Suharyanto, operasi pencarian dan pertolongan harus dikomunikasikan lebih lanjut dengan pihak keluarga korban.
Artinya, sambung dia, seandainya ada pihak keluarga yang memohon bantuan untuk pencarian lanjutan setelah 7 hari itu, maka hal itu harus dipenuhi dengan ketentuan lain yang berlaku.
“Memang, pencarian dan pertolongan golden time itu hanya 7x24 jam. Tapi ini nanti bisa dirapatkan lagi. Seandainya 7 hari belum ketemu, nanti bisa didiskusi lagi dengan Bupati dan para pihak keluarga. Sekiranya keluarga belum terima, maka ya dicari lagi,” jelas Suharyanto pada Senin 4 Desember 2023 lalu.
Sementara itu, Budiono selaku Kepala Basarnas Sumatera Utara mengatakan pencarian korban banjir bandang dan longsor di Humbang Hasundutan kini selain menurunkan anjing pelacak kini melibatkan penyelam.
Basarnas Sumut pun, menurut Budiono, sudah membentuk tim SAR sektor perairan.
"Korban pertama ditemukan di dekat perairan. Ada kemungkinan korban lainnya tidak jauh dari lokasi itu,” kata Budiono.