Rokok linting, Peluang bisnis disaat cukai rokok melabung tinggi, Teddy : Yang penting muncung berasap

24 Maret 2023, 05:10 WIB
Rokok linting sebagai alternatif di saat harga cukai rokok melambung tinggi /Lisa Listriana/Medan Satu

MEDANSATU.ID - Merokok sudah menjadi kebutuhan tak resmi bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Merokok juga diibaratkan lambang pergaulan. Bagi sebagian besar pria hidup tanpa rokok ibarat sayur tanpa garam. Hambar.

Meski merokok dapat menyebabkan penyakit namun orang tak mudah untuk meninggalkan daun yang dapat membuat seseorang merasa nyaman ini. Meskipun kini harganya melambung tinggi akibat cukai rokok yang dinaikkan pemerintah.

Awal tahun 2023 ini pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen. Kenaikan ini berlaku pada tahun 2023 dan tahun 2024 mendatang.

Kenaikan tarif CHT pada sigaret kretek mesin (SKM), sigaret kretek putih mesin (SPM), dan sigaret kretek pangan (SKP) akan berbeda-beda sesuai dengan golongannya. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

Baca Juga: Hari biru, Anaknya Ulang tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi cuma bisa mengirim surat minta maaf

“Rata-rata 10 persen, nanti akan ditunjukkan dengan SKM I dan II yang nanti rata-rata meningkat antara 11,5 hingga 11,75 (persen), SPM I dan SPM II naik di 12 hingga 11 persen, sedangkan SKP I, II, dan III naik 5 persen,” ujar Sri Mulyani.

Rokok linting atau yang dikenal dengan Tengwe (linting dewe) kini menjadi alternatif bagi perokok di masa ekonomi krisis ini. Para ahli isap itu tak mampu beli rokok mainstream. Sebagai gantinya mereka melirik tembakau linting.

Maka tembakau linting pun kini menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan saat ini. Selain terjangkau tembakau linting jauh lebih murah dan ramah terhadap kantong para ahli isap yang tengah mengalami kesulitan ekonomi saat ini.

Lisa warga Marelan adalah salah satu, orang yang mampu menangkap peluang bisnis ini. Dia dengan bermodalkan alat linting sederhana meramu tembakau untuk dijadikan rokok. Lisa menjualnya untuk bungkus 12 batang Rp 10 ribu. Sedangkan yang 16 batang dibandrol nya Rp 12 ribu untuk segala merek rokok.

Baca Juga: Geng Motor Serang Warga Binjai Pada Bulan Suci Ramadan, Satu Orang Dikabarkan Kena Sabetan Senjata Tajam

Tembakau linting adalah reproduksi dari tembakau rokok mainstream. Seperti Gudang Garam, Sampoerna, Djarum, Dji Sam Soe dan lain-lain. Tetapi kata Lisa jika mau beli bagan mentahnya juga tersedia.

Sedangkan harga rokok paling murah setelah dikenakan cukai 10 persen dipegang oleh Djarum Super dengan harga Rp24.750. Sedangkan harga tertinggi dipegang oleh rokok Marlboro Merah 20 batang yang dibanderol dengan harga Rp41.800.

Teddy warga Sunggal juga harus membeli rokok Tengwe ini. Selain harganya murah, rasanya juga lumayan nikmat. Tidak apek. Dia dan temannya Roy biasa membeli tembakau dan filternya, lem dan kertas.

"Kita linting sendiri dulu. Untuk sekilo tembakau bisa tiga bulan kalau sendirian. Kalau selalu bersama teman bisa sebulan setengah. Dengan Tengwe kita bisa hemat separuh harga rokok, " ujar Teddy. ***

Editor: Ayub Fahreza

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler