MEDANSATU.ID - Lagu Genjer-genjer ciptaan Muhammad Arif menceritakan tentang sayuran genjer. Muhammad Arif bermaksud memberitahu kepada masyarakat di Banyuwangi yang waktu itu sedang kesulitan hidup agar memasak sayur genjer.
Lagu ini diciptakan Muhammad Arif yang pada waktu itu sempat populer diciptakan pada masa penjajahan Jepang 1942. Penjajahan Jepang ternyata lebih kejam dari penjajahan Belanda. Banyuwangi yang waktu itu terkenal daerah paling sejahtera, malah menjadi daerah kekurangan pangan.
Muhammad Arif mendapat kiriman sayur genjer dari salah seorang familinya. Ternyata sayur genjer sangat enak. Muhammad Arif kemudian mencipta sebuah lagu yang isinya memprovokasi agar masyarakat menjadikan genjer sebagai sayuran yang bisa dimakan dan enak.
Tetapi kemudian pada masa PKI yang pada saat itu menjadi pertai terbesar di Indonesia yang disukai rakyat kecil. Muhammad Arif masuk partai tersebut dan bergabung di Lekra.
Baca Juga: Pj Gubernur Sumut Bersama KASAD Ikut Gotong Royong Bersihkan Sungai Deli
Muhammad Arif kemudian mengenalkan lagu Genjer-genjer sebagai lagu rakyat kecil yang tertindas. Lagu tersebut kemudian populer dan hits di masa itu. Rakyat menjadikan lagu tersebut sebagai lagu penyemangat hidup kaum proletar.
Pada tahun 1965 terjadilah pemberontakan G 30 S PKI. Pemberontakan tersebut berhasil membunuh 6 Jendral besar yang dimiliki TNI waktu itu dan seorang perwira.
Enam Jendral tersebut adalah Komandan TNI AD, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jenderal DI Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean.
Pembunuhan tersebut dilakukan pada tanggal 30 September malam, sejumlah prajurit Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung bergerak menculik enam jenderal dan seorang kapten tersebut.