The FED Tahan Suku Bunga, Bursa Di Asia Bertumbangan Dan Rupiah Kembali Dekati 15.400, Baca Ulasannya

21 September 2023, 09:48 WIB
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benjamin saat memberikan pemaparan pertumbuhan rupiah saat ini, Kamis 21 September 2023 /Medansatu Pikiran Rakyat / Ded/

MEDANSATU. ID - Bank sentral AS mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya di level 5.25%.

 

Kebijakan suku bunga acuan tersebut sesuai dengan ekspektasi sebelumnya. Namun disisi lain The FED masih memberikan sinyal kemungkinan suku bunga acuan akan bertahan tinggi untuk waktu yang lama.

Disisi lainnya, sinyal kenaikan bunga acuan The FED masih mencuat daam testimoni Gubernur The FED kemarin malam.

Sejumlah bursa di asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Bursa Nikkei, Hangseng, Shanghai dibuka di zona merah. Sementara IHSG dibuka bergerak sideways dikisaran kenaikan 0.01%.

Seiring dengan pelemahan bursa di Asia, IHSG juga berpeluang melemah pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar akan mencermati situasi pasar yang mengalami tekanan pasca testimony The FED.

Baca Juga: Bahaya Menonton Film Porno yang Perlu Diketahui, Waspadai 5 Hal Ini

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menilai IHSG terlebih dahulu akan berkonsolidasi dikisaran 7.000 dengan peluang koreksi di bawah 7.000 sangat terbuka.

Katanya, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.975 hingga 7.020 pada perdagangan hari ini dengan kecenderungan melemah.

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah kembali tertekan oleh US Dolar. Suku bunga US Dolar yang diperkirakan masih akan bertahan tinggi dan ada hawkish dari Bank Sentral AS memicu tekanan pada Rupiah.

"Sejauh ini rupiah ditransaksikan dikisaran 15.398 per US Dolar. Tekanan rupiah juga terjadi seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, " ujarnya kepada Medansatu Pikiran Rakyat, Kamis 21 September 2023.

Baca Juga: Manfaat Lumut yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Sebagai Pupuk, Berikut Penjelasannya Wajib Kamu Ketahui

Dimana sejak bulan juli kemarin harga minyak dunia dalam tren naik. Kenaikan harga minyak mentah tersebut berpeluang memicu terjadinya pembengkakan impor di tanah air.

Sehingga demand US Dolar mengalami peningkatan dan menekan kinerja mata uang rupiah.

Harga minyak pada hari ini ditransaksikan di kisaran level $89 per barel, masih lebih rendah dibandingkan beberapa hari lalu yang ditransaksikan dikisaran $91 per barel.

Sementara itu, emas kembali terpuruk setelah The FED berikan sinyal hawkish. Harga emas melemah 1% lebih di pagi ini dengan ditransaksikan dikisaran $1.947 per ons troy nya.***

Editor: Dedi Suang

Tags

Terkini

Terpopuler