Belum Ada Garansi Perang Akan Berakhir, IHSG Dan Rupiah Kembali Alami Tekanan

19 April 2024, 12:00 WIB
Update Terkini Harga Saham IHSG BEI dan LQ45 Menguat di Awal Pekan /Ist

 

MEDANSATU.ID-Pelemahan IHSG dan Rupiah kembali terjadi pada perdagangan hari ini. IHSG mencapai level psikologis 7.100, kemudian melemah di kisaran 7.080.

Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaksikan di angka 16.270 per US Dollar Amerika. Hal ini seiring dengan mayoritas bursa di Asia yang mengalami penurunan.

Meskipun kinerja imbal hasil US Treasury melemah, namun penguatan USD Index di atas 106 menekan kinerja mata uang Rupiah.

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, pembayaran hutang luar negeri oleh investor asing menyebabkan pergerakan nilai tukar Rupiah menjadi tak menentu.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah 2024, Imbas 2 Faktor Setelah Pandemi Covid 19, Internal dan Eksternal

Pelemahan IHSG dan Rupiah terjadi ditengah minimnya agenda ekonomi yang dirilis.Pelaku pasar khawatir dengan kemungkinan eskalasi perang yang masih terus berlanjut.

Israel yang berencana menyerang Iran sebagai tindakan balasan membuat pelaku pasar pesimis pada tensi geopolitik yang dapat memburuk di masa depan. Beberapa pelaku pasar memilih untuk keluar pasar menjelang libur akhir pekan.

Dalam sesi perdagangan pagi ini, harga emas menguat di level $2.409 per ons troy. Hal ini membuat investor beralih dan membeli emas sebagai bentuk investasi yang lebih aman.

Meskipun tidak ada kabar terbaru tentang tren pembentukan bunga acuan, spekulasi peningkatan eskalasi perang membuat harga emas terus menguat.

Baca Juga: Cara Terbaru untuk Membuat Golok Setajam Silet dengan Biaya Nol Rupiah, Hanya dengan Batang Pisang

Dalam situasi seperti saat ini, investor harus mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi pasar.

Selain itu, investor juga harus mengambil keputusan secara bijaksana dan hati-hati dalam berinvestasi.

Upaya untuk mempelajari dan memahami dinamika pasar bisa membantu investor meminimalisir potensi kerugian dalam investasi mereka.

 

Ilustrasi IHGS Anjlok

Bagaimana dampak penurunan IHSG dan Rupiah terhadap ekonomi nasional?

Penurunan IHSG dan Rupiah yang terjadi dapat mempengaruhi ekonomi nasional secara signifikan.

Sebagai contoh, penurunan IHSG bisa memicu penurunan investasi saham dan obligasi, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan arus modal masuk ke dalam negeri.

Selain itu, penurunan nilai tukar Rupiah juga dapat berdampak pada sektor perdagangan, yang mempengaruhi daya saing eksportir dalam memasarkan produknya ke pasar internasional.

Baca Juga: Bursa Saham di Indonesia Menunjukan Arah Belum Jelas, Rupiah dan IHSG Terus Melemah

Penurunan IHSG juga dapat berdampak pada pasar modal, di mana nilai pasar saham suatu perusahaan akan menurun akibat penurunan harga sahamnya. Ini tentu saja mempengaruhi nilai perusahaan tersebut dan juga kinerjanya di pasar saham.

Hal tersebut kemudian bisa berdampak pada kepercayaan para investor terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di pasar modal Indonesia.

Penurunan nilai tukar Rupiah dapat berdampak pada inflasi, di mana harga barang dan jasa yang diimpor akan naik akibat kenaikan harga yang harus ditanggung oleh importir.

Hal ini kemudian berdampak pada daya beli masyarakat, yang bisa memicu menurunnya kinerja sektor riil, membuat inflasi semakin tinggi.

Namun, dampak yang lebih jangka panjang dari penurunan IHSG dan Rupiah bisa berdampak pada kepercayaan pelaku pasar, baik domestik maupun asing, terhadap kondisi ekonomi di Indonesia.

Baca Juga: Rupiah Menguat, Pemilu Damai 2024 Dipercaya Menjadi Katalis Positif Bagi Kinerja Pasar Saham di Tanah Air

Hal ini kemudian bisa berdampak pada penilaian lembaga pemeringkat terhadap kinerja ekonomi Indonesia. Kondisi yang tidak menguntungkan ini kemudian dapat berdampak pada kinerja ekonomi secara keseluruhan.

Oleh karena itu, para pelaku pasar dan pemerintah harus dapat melakukan langkah-langkah yang tepat guna mengatasi dampak negatif yang disebabkan oleh penurunan IHSG dan Rupiah.

Hal ini perlu dilakukan sehingga stabilitas ekonomi Indonesia terjaga, dan pembangunan ekonomi nasional dapat berjalan dengan baik.***

 

 

Editor: Dedi Suang MS

Tags

Terkini

Terpopuler