Beda Awal Puasa, Kemenag Ingatkan Saling Menghormati, Termasuk Penggunaan Pengeras Suara

- 9 Maret 2024, 19:05 WIB
Beda awal puasa menurut jubir Kementerian Agama, Anna Hasbie agar umat saling menghormati.
Beda awal puasa menurut jubir Kementerian Agama, Anna Hasbie agar umat saling menghormati. /pandapotans/kemenag.go.id

 

 

MEDANSATU.ID - Beda awal puasa, publik harus senantiasa mengutamakan sikap saling menghormati terutama menghadapi perbedaan Ramadhan 1445 H/2024 M.

Meski beda awal puasa, menurut Kementerian Agama, harus mengutamakan dialog semua pihak dan memprioritaskan untuk bisa saling memahami dan saling berbagi informasi terkait mengawali ibadah puasa itu.

Beda awal puasa namun monitoring Kemenag (Kementerian Agama) umat Islam umumnya akan mengawali puasa Ramadhan 1445 H pada 11 atau 12 Maret.

Baca Juga: Ide Jualan Takjil Ramadhan, Lupis, Manisnya Cocok untuk Berbuka Puasa, Dijamin Laris, Ludes Diserbu Pembeli

Seperti dilansir MEDANSATU.ID dari kemenag.go.id pada Sabtu 9 Maret 2024.

Narasi terkait beda awal puasa ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie yang dalam pesannya terkait beda awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M harus mengutamakan dialog dan saling menghormati.

Puasa Ramadan 1445 H/2024 M di Indonesia, kata Anna Hasbie, dipastikan beda awal puasa, tidak secara bersama-sama.

Baca Juga: Sentuhan Cita Rasa Mewah dengan Cara Mudah Puding Buah Naga Santan, untuk Berbuka Puasa di Rumah

Menurutnya pada 11 Maret 2024 Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkannya sebagai awal puasa Ramadhan.

Sementara Pemerintah, menurut Anna Hasbie pada 8 Maret 2024, tanggal 10 Maret 2024 direncanakan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1445 H.

Di sidang itu akan diputuskan apakah puasa Ramadan tahun ini akan dimulai pada 11 Maret atau pada tanggal 12 Maret 2024.

Baca Juga: 7 Pantai Memukau di Provinsi Sumatera Utara yang Instagramable, Cocok untuk Menyambut Bulan Ramadhan

Meski begitu, menurut Anna Hasbie ada kelompok yang sudah mengawali puasa pada 7 Maret silam. Sebagian mengawali puasa pada 10 Maret.

Sikap saling menghormati, jabar Anna Hasbie lagi, perlu menyikapi perbedaan namun harus menghormati pilihan dan keyakinan saat mengawali puasa Ramadan 1445 H/2024 M ini.

Dalam semangat saling menghormati itu, urai Anna Hasbie pula, ruang dialog tetap harus dibuka.

Baca Juga: Menteri Agama Keluarkan SE Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, Begini Isinya

Pasalnya, ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan kian berkembang pesat, termasuk masalah astronomi.

Penentuan awal bulan Hijriyah, lanjutnya pula, bisa didekati secara empiris lewat hisab atau rukyatul hilal.

Artinya, tak semata berdasarkan keyakinan spiritual sehingga, argumentasinya juga ilmiah.

Baca Juga: Perhatikan Nutrisi Anak yang Berpuasa, Ingatkan IDAI kepada Orangtua

Anna Hasbie mengakui, Kemenag senantiasa membuka ruang dialog untuk penentuan awal Ramadan. Harapannya ada proses sharing (berbagi) dan tukar menukar informasi dan pemahaman soal pilihan mengawali puasa Ramadan itu.

Muhammadiyah, sambung Anna Hasbie, sudah menetapkan Ramadan 11 Maret karena argumentasi hisab _wujudul hilal_.

Lewat pendekatan Hisab pemerintah menggunakan hal itu sebagai dasar informasi awal dan Rukyatul Hilal.

Baca Juga: Ide Jualan Takjil Ramadhan, Lupis, Manisnya Cocok untuk Berbuka Puasa, Dijamin Laris, Ludes Diserbu Pembeli

“Awal Ramadhan 1445 H antara 7 atau 10 Maret? Bisa didiskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman,” harap Anna Hasbie.

Hal penting lainnya dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, lanjut Anna, umat Islam mengisi syiar Ramadan dengan tetap menjaga kekhusyukan dan kekhidmatan.

Ikhtiar dengan memedomani Surat Edaran Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Baca Juga: Kemenag Kolaborasi LPDP Akan Buka Program Beasiswa Indonesia Bangkit ke-2, Cek Informasi Lengkapnya

Misalnya, volume pengeras suara busa diatur sesuai kebutuhan, maksimal 100 dB (decibel).

Pun takbir Idulfitri di masjid/musala pun, kata Anna Hasbie, bisa dengan pengeras suara luar hingga pukul 22.00 waktu setempat dilanjutkan dengan pengeras suara dalam.

Demikian imbauan Kemenag RI terkait beda awal puasa dan penggunaan pengeras suara.***

Editor: Pandapotan Silalahi

Sumber: Kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x