Membuka Mata dan Pikiran tentang Yapentra yang Merawat 61 Tunanetra dalam Kekurangan Dana

- 4 Mei 2024, 07:16 WIB
Yapentra yang Merawat 61 Tunanetra dalam Kekurangan Dana
Yapentra yang Merawat 61 Tunanetra dalam Kekurangan Dana /Dokumen/Yapentra

MEDANSATU.ID - Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (Yapentra) telah berdiri sejak tahun 1977 melalui gagasan dari gereja yang merupakan bagian dari panggilan pelayanan diakoni dan sosial. Dalam post ini, kita akan membahas tentang informasi terbaru mengenai Yapentra.

Dalam berdirinya, Gereja-gereja secara oikumenis ikut serta menjadi penggagas sampai Yayasan ini berdiri. Pendiri dari yayasan ini adalah DR. Andar Lumbantobing dari gereja GKPI, Ds. Karel Sianturi dari gereja GPDI dan Hildeseim Blinden Mission (HBM) dari Jerman.

Namun, setelah Ds. Karel Sinturi dari Gereja GPDI meninggal pada tahun 1994, Gereja GPDI menarik diri dari yayasan ini, sejak itu yang menjadi Badan Pendiri yayasan ini hanya Gereja GKPI dan HBM dari Jerman.

Tujuan dari yayasan ini adalah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi siswa penyandang disabilitas Tunanetra. Pendirian Yapentra bertujuan agar siswa dapat menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh di Yapentra sebagai modal untuk hidup mandiri tanpa harus bergantung kepada orang lain.

Baca Juga: Yapentra akan Gelar Pentas Teater Simfoni Alam yang Tak Kelihatan 4-5 Mei 2024, Gaungkan Hak Disabilitas!

Pendirian dua sistem pendidikan yaitu pendidikan formal, mulai dari SDLB, SMPLB, SMALB dilaksanakan mengikuti Kurikulum Pendidikan Luar Biasa yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, Yapentra juga menyelenggarakan pendidikan non-formal yaitu pendidikan pengembangan bakat seperti: Pijat, Kerajinan tangan, Komputer, olah vocal/Paduan suara, olah raga, musik (Keyboard, saxophone, gitar dan musik tradisional).

Saat ini, Yapentra membina 61 siswa (37 orang laki-laki dan 24 orang perempuan) terdiri dari: 21 orang siswa SDLB, 9 orang siswa SMPLB, 6 orang sebagai siswa Inklusi di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, 12 orang siswa SMALB, 5 orang sebagai siswa Inklusi di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, 4 orang Mahasiswa (1 orang di Universitas Brawijaya Malang, 2 orang Mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya, 1 orang mahasiswa di IAKN Tarutung, dan 4 orang sebagai siswa pra-Mandiri. Selain siswa, ada 39 guru dan pegawai yang saat ini bekerja di Yapentra.

Halaman:

Editor: Ayub MS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah