MEDANSATU.ID - Danau Siais memiliki pesona dan keindahan yang tak kalah dengan pesona Danau Toba. Namun, sayangnya, sejarah danau ini kurang dikenal dan minimnya fasilitas membuat warga setempat masih kurang mengeksplorasi keindahan alamnya.
Namun, di balik pesona danau yang memikat, terdapat sebuah cerita menarik tentang keberadaan ribuan ikan jurung Lubuk Larangan yang hidup di air sungai dangkal tepatnya di belakang pemukiman warga klip.
Kisah dimulai pada tahun 1920, ketika Tuan Syekh Muhammad Syarif, warga Desa Kuta Buyung, Mandailing Natal, memilih daerah tersebut untuk mengembangkan ajaran syariat Islam.
Namun, saat itu, sungai Riani Ati tercemar akibat pembuangan kotoran oleh beberapa warga dari Hulu Sungai.
Baca Juga: Mirip di Swizz, Aek Sapaon di Madina Tempat Wisata yang Asyik Dikunjungi Saat Libur Lebaran
Tuan Syekh Muhammad Syarif kemudian meminta beberapa pengikutnya untuk mencari 7 ekor ikan jurung atau yang lebih dikenal sebagai ikan merah. Ikan tersebut akan membersihkan sungai Riani Ati dari kotoran.
Setelah ditemukan, Syekh Muhammad Syarif membuat Lubuk Larangan dialiran Sungai Riani Ati dan melepas ikan-ikan tersebut ke sungai.
Seiring waktu berjalan, populasi ikan jurung terus berkembang dan bahkan kini jumlah ikan jurung mencapai ribuan ekor.