Benjamin Netanyahu Kekeuh Menolak Syarat Dari Hamas dan Saran Presiden Joe Biden Untuk Akhiri Perang!

22 Januari 2024, 22:40 WIB
Benjamin Netanyahu/twitter/PalestineChron /

MEDANSATU.ID – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali Kekeuh tidak sependapat dengan Hamas tentang resolusi perdamaian.

Hal itu ia sampaikan pada hari Minggu 21 Januari 2024 yang dengan tegas menolak semua persyaratan dari Hamas tentang pembebasan para sandera dan mengakhiri perang.

Konteks dalam mengakhiri perang ini mencakup penarikan mundur pasukan Israel dan membiarkan Hamas untuk secara menyeluruh menguasai Gaza Palestina.

Dilansir dari Channel News Asia oleh MEDANSATU.ID jaringan Pikiran – Rakyat Media Network pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa penolakan pemimpin Israel untuk mengakhiri serangan militer di Gaza "berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan (Israel)."

Baca Juga: Mohamed Salah Berikan Ucapan Selamat Natal 2023: Singgung Genosida Israel, Prihatin 20 Ribu Warga Tewas!

"Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera kami, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosa," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan. "Dan membiarkan Hamas tetap utuh."

"Saya menolak mentah-mentah persyaratan penyerahan diri dari monster Hamas," Ucap Netanyahu pada hari Minggu 21 Januari 2024.

Di bawah kesepakatan yang ditengahi pada akhir November oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, lebih dari 100 dari sekitar 240 sandera yang ditawan di Gaza selama serangan oleh militan Hamas pada 7 Oktober dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Sejak kesepakatan tersebut berakhir, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar untuk membebaskan 136 sandera yang masih ditahan.

Seperti pernah diberitakan pada beberapa media luar, Netanyahu disalahkan juga oleh warganya atas konflik yang tengah terjadi dan dianggap tidak becus menghadapi masalah ini.

Meski gejolak internal dan konflik eksternal kian kentara namun Netanyahu tetap teguh untuk memimpin Israel dan tidak ingin berdamai dengan Hamas.

Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menuntut dalam sebuah pernyataan bahwa Netanyahu "dengan jelas menyatakan bahwa kami tidak akan meninggalkan warga sipil, tentara, dan orang lain yang diculik dalam bencana Oktober".

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikuasai Israel, Diubah Jadi Markas Militer

"Kita harus memajukan kesepakatan sekarang," kata pernyataan itu. "Jika perdana menteri memutuskan untuk mengorbankan para sandera, dia harus menunjukkan kepemimpinan dan secara jujur menyampaikan posisinya kepada publik Israel."

Hal ini diutarakan Kerabat para sandera dalam sebuah protes di luar kediaman Netanyahu menuntut adanya tindakan.

"Kami membutuhkan pemerintah untuk memperbaiki masalah yang telah mereka ciptakan dan membawa pulang para sandera ini dengan segera," kata Jon Polin, ayah Hersh Goldberg-Polin.

Perlu diketahui aksi yang dilakukan oleh rakyat Israel ini sudah berlangsung lama sejak pertama kali konflik tahun lalu terjadi.

Demonstrasi rakyat israel/twitter/@AfreenRizvi_88

Netanyahu juga mengambil sikap yang lebih tegas terhadap isu kenegaraan Palestina dibandingkan sebelumnya.

"Saya tidak akan berkompromi dengan kontrol keamanan Israel secara penuh atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan," katanya.

Joe Biden selaku Presiden Amerika Serikat pada hari Jum’at 19 januari 2024 mencoba berbicara pada Netanyahu untuk membentuk Negara Palestina yang Merdeka dengan melibatkan Pemerintah Non- Militer.

Namun senada dengan penolakannya dengan persyaratan Hamas , Netanyahu pun menolak gagasan dari Presiden Joe Biden pada hari Sabtu 20 Januari 2024, karena dinilai akan menimbulkan bahaya eksistensial bagi Negara israel apabila negara Palestina dibentuk.***

 

 

Editor: Habibi Medansatu

Sumber: Channelnewsasia.com Twitter PalestineChron

Tags

Terkini

Terpopuler