Wabah Virus Nipah: Waspadai 3 Faktor Risiko Ini

- 18 September 2023, 13:22 WIB
/Pixabay/Mojpe

MEDANSATU.ID - Untuk ketiga kalinya dalam lima tahun, virus Nipah yang merusak otak muncul kembali di distrik Kozhikode di Kerala India, menyebabkan departemen kesehatan negara bagian mengumumkan peringatan kesehatan setelah dua kematian “tidak wajar” dilaporkan, diikuti oleh empat kontak berisiko tinggi.

Kasus dengan anak berusia 9 tahun yang menggunakan ventilator. Meskipun para pasien telah menerima perawatan medis dan kemajuan signifikan telah terlihat pada anak laki-laki berusia 9 tahun yang kini telah dilepas dari alat bantu ventilator, hasil tes sampel lebih banyak masih ditunggu oleh karena itu, para ahli kesehatan mendesak agar dilakukan tindakan pencegahan.

Dilansir dari hindustantimes.com, dalam wawancara dengan, Dr Harish Chafle, Konsultan Intensivis dan Dokter Dada di Rumah Sakit Global di Parel Mumbai, menjelaskan bahwa virus Nipah merupakan virus zoonosis, artinya dapat menular dari hewan ke manusia. Menurutnya, infeksi virus Nipah dapat menimbulkan berbagai gejala, antara lain:

Baca Juga: Empat Manfaat Minum Air Ketumbar⁣ ala dr Zaidul Akbar untuk Kesehatan, Nomor Tiga Mengejutkan

1. Demam

2. Sakit kepala

3. Kelelahan

4. Nyeri Otot

5. Gangguan Pernafasan

6. Ensefalitis (Radang Otak)

Menyoroti bahwa dalam kasus yang parah, infeksi virus Nipah dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam dan bisa berakibat fatal, Dr Harish Chafle memperingatkan terhadap faktor risiko utama dan penyebab yang meliputi -

1. Reservoir Hewan: Kelelawar buah dianggap sebagai reservoir alami virus Nipah. Kontak langsung atau tidak langsung dengan kelelawar ini, ekskresi atau air liurnya dapat menyebabkan penularan ke manusia.

2. Konsumsi Makanan Terkontaminasi: Konsumsi buah-buahan atau jus yang terkontaminasi air liur atau urin kelelawar dapat mengakibatkan infeksi.

3. Penularan dari Manusia ke Manusia: Setelah seseorang terinfeksi, virus Nipah juga dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, terutama di fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Bagaimana Gelombang Panas dapat Memengaruhi Kesehatan Reproduksi Wanita; Ini Kata Ahli

Dia menambahkan, “Pada pembaruan terakhir saya pada bulan September 2021, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk infeksi virus Nipah.” Dr Harish Chafle menyarankan bahwa perawatan suportif sangat penting, termasuk:

- Isolasi: Pasien harus diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.

- Pengobatan Gejala: Mengelola demam, nyeri, dan gejala lainnya dapat membantu membuat pasien lebih nyaman.

- Perawatan Intensif: Kasus yang parah mungkin memerlukan perawatan intensif, termasuk ventilasi mekanis untuk gangguan pernapasan.

- Pengobatan Eksperimental: Beberapa pengobatan eksperimental dan obat antivirus telah dieksplorasi, namun efektivitasnya belum diketahui dengan pasti.

Baca Juga: Tips Menjaga Pola Makan Sehat Selama Jam Kantor

Ia menyimpulkan, “Penting untuk berkonsultasi dengan pakar dan organisasi kesehatan untuk mendapatkan informasi terkini tentang virus Nipah, terutama mengenai perkembangan dalam strategi pengobatan atau pencegahan. "

"Untuk informasi terbaru mengenai virus Nipah, saya sarankan untuk menghubungi otoritas kesehatan terkait, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan penyedia layanan kesehatan setempat atau lembaga untuk mendapatkan panduan ahli khusus di wilayah Anda.” punhkasnya. ***

Editor: Ayub Fahreza

Sumber: Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah