Publik sempat merasa heran dengan pernyataan Walikota Medan, Bobby Nasution yang mengaku pihaknya tak punya cukup dana untuk kebutuhan binatang di sini. Masalahnya mengapa binatang yang tak berdosa itu dibiarkan mati satu per satu.
Fakta menarik yang muncul ke permukaan, selain kondisi binatang di Medan Zoo bak 'kurvit' alias kurang vitamin yang ditunjukkan dengan kondisi tubuh yang kurus kering, perut mengerut, kondisi kandang pun cukup memprihatinkan.
Baca Juga: Caleg DPRD Sumut dari PDI Perjuangan, Alfriyansah Ujung Unggul di Karo, Dairi dan Pakpak Bharat
Publik pun lagi-lagi dibikin heran, mengapa kondisi kandang tempat hidupnya hewan piaraan itu tidak dirawat, jorok dan tidak layak untuk ditempati binatang di sana.
Sejatinya, menurut publik, jika Pemko Medan tak punya dana atau anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup binatang tersebut, secepatnya dibebasliarkan ke hutan. Atau paling tidak dihibahkan ke kebun binatang lainnya, pengelola yang lebih bertanggungjawab. Bukan justru dibiarkan mati satu per satu. Ini sungguh memalukan sekaligus memprihatinkan!
Menurut WWS, salah satu satwa yang mati dalam kondisi sangat memprihatinkan di Medan Zoo adalah seekor kuda betina bernama Tini. Parahnya Tini dibiarkan mati saat melahirkan bayi kuda itu.
Baca Juga: 2 Caleg DPRD Sumut dari PDI Perjuangan Hasyim dan Landen Marbun Bersaing Ketat di Sumut 1
Hal yang nyaris tak bisa diterima akal, bangkai kuda dimaksud ditemukan dalam kondisi sudah mengering. Duh!
WWS menilai, Tini mati lantaran proses melahirkan, artinya Medan Zoo tidak punya dokter hewan spesialis atau paramedis yang membantu proses kelahiran bayi Tini, hingga akhirnya Tini meregang nyawa di sana.
WWS dalam keterangannya pada Selasa 27 Februari 2024, belum merinci usia dan waktu matinya satwa itu.