MEDANSATU.ID - Pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai Penembakan Kantor MUI dipicu rasa kecewa pelaku yang merasa tidak ditanggapi setiap kali datang.
"Jika mengacu pada keterangan Waketum MUI Anwar Abbas, pelaku itu sudah beberapa kali datang ke kantor MUI. Dia mengaku nabi dan ingin bertemu Ketua Umum MUI. Namun sepertinya gagal terus, " ujar Khairul Fahmi, Selasa 2 April 2023 di Jakarta. .
Kegagalan bertemu itu lanjut Khairul, tentu memicu kekecewaan. Malah bukan hanya sekadar kecewa, Penembakan Kantor MUI itu menunjukkan adanya kebencian yang menimbulkan kemarahan dan sangat mungkin dipicu oleh rasa kecewa karena merasa tidak disambut dan diperlakukan sesuai harapan.
"Kejahatan, mulai dari kelas maling ayam sampai terorisme itu tak pernah radikal. Dia hasil ketidakberfikiran. Sifatnya dangkal, ekstrem. Mencuri itu cara ekstrem mendapatkan barang, uang, kebutuhan, " urainya.
Baca Juga: Kantor MUI Ditembak OTK, Kacah Pecah, Dua Staff Terluka, Sipenembak Tewas di Tempat
Sedangkan teror menurut Khairul Fahmi lagi adalah cara ekstrem menyampaikan pesan kebencian dan hasrat balas dendam. Semua itu terjadi karena kedangkalan, tidak mau berfikir jernih dan bukan keradikalan.
"Kita saja, jika mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai harapan ketika mengakses layanan publik, bisa ngomel-ngomel bahkan ngamuk di lokasi. Apalagi si pelaku yang mengaku nabi, tapi merasa tak digubris oleh MUI, " tiliknya.
Khairul juga menyayangkan tewasnya pelaku dalam peristiwa di kantor MUI ini. Sehingga sulit untuk menelusuri lebih jauh soal pengakuan sebagai nabi dan dari mana ia mendapatkan senjata untuk melakukan serangan.
Khairul memberi pendapat bahwa kepekaan dan kewaspadaan dari pimpinan hingga unsur-unsur terdepan di lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat selalu diperlukan dan penting.