BMKG: Hujan Deras dan Lama Picu Banjir dan Lahar di Sumatra Barat, 27 Orang Tewas

- 13 Mei 2024, 10:15 WIB
BMKG: Hujan Deras dan Lama Picu Banjir dan Lahar di Sumatra Barat
BMKG: Hujan Deras dan Lama Picu Banjir dan Lahar di Sumatra Barat /Video Amatir/Tiktok

MEDANSATU.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi di Sumatra Barat beberapa waktu yang lalu disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi lama.

Hal itu memicu banjir bandang dan bercampur lahar gunung di tiga kabupaten-kota di Sumatra Barat.

Demikian diungkapkan oleh kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Padang Panjang, Sumatera Barat pada Minggu 12 Mei 2024, dikutip dari Antara Sumut.

“Potensi hujan yang demikian itu teramati dapat berlangsung secara lebih intensif oleh karena ada fenomena Sirkulasi Sinklonik, atau pembentukan awan dan belokan angin lokal,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Maut di Ciater, Diinvestigasi KNKT

Dari analisis yang dilakukan oleh tim meteorologi BMKG, tanggal 8 Mei 2024, ditemukan bahwa potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras dapat mengguyur wilayah Sumatera Barat.

Dalam peringatan dini tersebut, BMKG meminta masyarakat di Sumatera Barat, khususnya di daerah rawan bencana seperti pesisir, pegunungan, dan perbukitan, untuk waspada terhadap cuaca ekstrem mulai dari tanggal 9-12 Mei 2024.

“Dari rentetan ini puncaknya terjadi kemarin (Sabtu, 11/5) hujan berlangsung mulai dari sore hingga malam di atas 150/200 mm sehingga banjir bandang diikuti oleh lahar melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang,” kata Dwikorita.

Namun, banjir dan tanah longsor tetap terjadi, dan mengakibatkan kerusakan yang cukup serius pada fasilitas publik dan perumahan warga.

Baca Juga: Kecelakaan Bus di Ciater 11 Meninggal Dunia, Keluarga Korban Keluhkan Kondisi Armada tak Terawat

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh Pusdalops BNPB hingga Minggu 12 Mei 2024, pukul 16.40 WIB, sebanyak 27 orang korban meninggal dunia dan lebih dari 200 orang warga mengungsi.

Selain itu, lebih dari 100 unit rumah dan puluhan fasilitas publik rusak. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, dan menunjukkan bahwa pencegahan bencana alam di Indonesia perlu ditingkatkan.

Diketahui, material lahar berasal dari sisa erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian puncaknya dan terbawa oleh air hingga melanda tiga kabupaten/kota di sekitarnya.

“Jadi bukan saat itu Gunung Marapi erupsi tapi karena memang hujannya sangat deras, yang bahkan masih akan berlangsung hingga tanggal 22 Mei 2024 atau setidaknya dalam tiga hari ke depan,” imbuhnya.

Baca Juga: Kecelakaan Bus Rombongan Pelajar di Ciater, 11 Orang Tewas dan 12 Orang Terluka

Meskipun Gunung Marapi tidak sedang erupsi saat itu, intensitas hujan yang sangat deras memicu banjir bandang dan bencana lainnya.

Tim penanggulangan bencana masih melakukan upaya penanggulangan dampak bencana sehingga data jumlah korban jiwa dampak kerusakan lainnya maupun masih dapat bertambah.***

Editor: Ayub MS

Sumber: Antaranews ANTARA Sumut


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah