Kedua dipengaruhi oleh sikap Bank Sentral AS yang masih belum pasti kapan akan menurunkan bunga acuannya. Dan ketiga diperburuk oleh konflik atau perang antara Iran – Israel.
Sejauh ini, ekonomi AS merealisasikan kinerja ekonomi yang solid. Yang memungkinkan bahwa penurunan bunga acuan AS di tahun 2024 ini tidak akan terjadi.
Baca Juga: F1 Powerboat Menjadi Pemicu Pertumbuhan Ekonomi di Balige, Toba, Tempat Penginapan Penuh
Atau suku bunga tinggi bertahan untuk waktu yang lama. Situasi ini kian memperburuk Rupiah, bahkan BI juga diragukan kemampuannya untuk menurunkan bunga acuan seandainya Rupiah masih mengalami tekanan.
Saat ini, mata uang rupiah diperdagangkan dikisaran 16.280 per US Dolar. Posisi terburuk selama perdagangan hari ini rupiah sempat melemah hingga ke level 16.300 per US Dolarnya.
Pelemahan rupiah ini tentunya akan memicu kenaikan barang barang kebutuhan masyarakat.
Terlebih kenaikan sekelompok kebutuhan pangan strategis yang mejadi kebutuhan dasar masyarakat.
Mengingat sejumlah kebutuhan pangan strategis tersebut didatangkan dengan cara diimpor.
Baca Juga: Tekanan di Pasar Keuangan Terus Berlanjut, IHSG Rawan Koreksi Kata Pengamat Ekonomi