Network
MEDANSATU.ID - Hujan lebat dan banjir bandang selama tiga hari terakhir telah merenggut nyawa 33 orang di Afghanistan. Akibatnya, sekitar 600 rumah rusak atau hancur, hampir 600 kilometer jalan hancur, dan sekitar 2.000 hektar lahan pertanian 'terendam banjir'.
Bencana alam ini menambah daftar panjang musibah yang melanda Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagian besar korban berasal dari atap yang runtuh dalam banjir tersebut, meninggalkan setidaknya 27 orang lainnya terluka parah.
Kondisi cuaca buruk ini dialami lebih dari 20 provinsi di seluruh negeri, menyusul kekeringan yang berkepanjangan selama musim dingin yang telah membuat para petani menunda penanaman.
Baca Juga: Taiwan Diguncang Gempa 7,5 Skala Richter, Begini Nasib korban WNI Menurut Kemenlu
Bencana alam ini terjadi di saat yang sangat sulit bagi Afghanistan, dan tanggapan internasional yang saat ini terbatas semakin mempersulit situasinya.
Sejak Taliban kembali berkuasa tahun ini, banyak aliran bantuan asing ke negara ini yang telah berkurang drastis.
Kondisi ini semakin memperburuk kesulitan dalam mengatasi dan merespon bencana alam seperti banjir bandang ini.
Bencana alam yang menimpa Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir telah mengakibatkan kekhawatiran para ilmuwan dan aktivis lingkungan.
