MEDANSATU.ID - Hari yang sangat dinantikan oleh umat Islam dalam setahun adalah bulan suci Ramadhan. Selain sebagai bulan penuh berkah, Ramadhan juga menjadi bulan yang penuh dengan pengorbanan dan refleksi.
Namun, penetapan awal bulan ini, selalu menjadi momok yang menakutkan bagi para pengikut Islam.
Setiap tahunnya, kita akan selalu menyaksikan perbedaan pendapat dalam menentukan awal Ramadhan, bahkan di antara lembaga-lembaga Islam di Indonesia.
Pada tahun 2024, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan memantau hilal untuk penetapan awal bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah di tiga lokasi di Sumatera Utara.
Dikutip dari Antaranews.com, tiga lokasi tersebut yakni Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Jalan Denai, Kota Medan, rooftop kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan P Diponegoro, Kota Medan, dan Pantai Binasi di Sorkam Barat sekitar 60 kilometer dari Kota Pandan, ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah.
Setiap lokasi di tempatkan empat personel yang mengamati hilal. Pengamatan dilakukan siang hari untuk melakukan pelacakan matahari, kalibrasi posisi matahari, dan baru kemudian dibidik posisi bulan hingga matahari terbenam.
Meskipun pengamatan dilakukan secara serius, tidak bisa dihindari bahwa ada potensi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan. Ini adalah hal yang wajar dalam budaya Islam.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah mengimbau umat Islam untuk tetap menjaga ukhuwah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan awal Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi.