MEDANSATU.ID-Acara tersebut berlangsung dengan meriah dan diapresiasi oleh masyarakat Kota Binjai yang memadati lokasi.
Acara diawali oleh barisan Peserta dari Yayasan PKMI Kota Binjai yang membawa Naga besar dan kepala Singa untuk membawa suasana bersemangat tinggi.
Cap Go Meh merupakan sebuah tradisi budaya Tionghoa yang dilaksanakan untuk memperingati peristiwa perang melawan monster Nian pada zaman dulu di Cina.
Akan tetapi, saat ini perayaan Cap Go Meh sudah menjadi sebuah budaya yang meriah dan sering dirayakan di banyak negara yang memiliki komunitas etnis Tionghoa seperti Indonesia.
Baca Juga: Masuk Status DPO Kejari, Orang Dekatnya Mantan Walikota Binjai Dikabar Masih Main Proyek
Setelah acara dibuka oleh barisan peserta membawa Naga besar, acara dilanjutkan dengan beberapa perlombaan seperti lomba liong, lomba menggambar dan mewarnai, dan lomba budaya.
Lomba liong adalah perlombaan menari dengan iringan musik dan suara-suara petasan yang cukup meriah dan menghentakkan suasana acara.
Peserta dari setiap kelompok didominasi oleh anak-anak dan kaum muda yang menari dengan gerakan yang serasi dan penuh arti, menciptakan suasana semarak yang nyaman.
Selain lomba liong, diadakan juga lomba menggambar dan mewarnai. Lomba ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman anak-anak tentang Cap Go Meh.
Selain itu, para peserta juga disuguhkan penampilan menarik dari sejumlah kelompok penari Tionghoa dan masyarakat setempat.
Penampilan dari masing-masing kelompok penari Tionghoa sangat memukau, penampilan mereka sangat bagus dan penuh semangat sehingga menimbulkan teriakan dari seluruh penonton.
Tak hanya itu, ada juga perlombaan budaya yang dilaksanakan untuk mendorong masyarakat mempelajari dan memahami keanekaragaman budaya yang ada.
Perlombaan ini tidak hanya untuk mengenal budaya Tionghoa melainkan juga budaya lain yang ada di Indonesia.
Ada beberapa permainan seperti permainan ketangkasan dan ketrampilan seperti melempar gelang yang sangat menyenangkan dan menarik perhatian para penonton.
Sementara itu, bagi penonton yang tidak terlibat dalam perlombaan, mereka dapat menikmati makanan khas Tionghoa yang disediakan oleh para pedagang makanan yang tersedia di sekitar lokasi.
Ada berbagai jenis makanan yang ditawarkan seperti lumpia, bakpia, kue ku dan berbagai makanan lainnya.
Makanan khas Tionghoa yang bervariasi dan memiliki cita rasa yang khas pasti akan membuat siapa saja ketagihan.
Perayaan Cap Go Meh tahun ini membuat Kota Binjai semakin gemerlap dan berwarna-warni.
Keberagaman etnis dan budaya yang dimiliki Kota Binjai juga semakin terjaga dengan baik.
Wali kota Binjai mengharapkan melalui perayaan Cap Go Meh ini dapat memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan antar penduduk kota, serta mendorong toleransi dan penghargaan antar agama dan etnis.
Etnis Tionghoa di Kota Binjai semakin tumbuh dan berkembang, hal ini sangat positif menandakan bahwa toleransi antar etnis di kota tersebut juga semakin baik.
Dengan semakin populer Cap Go Meh sebagai sebuah acara budaya dan hari libur Tionghoa, dapat membawa pengaruh yang positif pada warga non-Tionghoa di Indonesia.
Dalam suatu acara Cap Go Meh, keberagaman budaya Indonesia dapat ditemukan di mana-mana dan dapat menginspirasi masyarakat untuk menunjukkan toleransi yang baik antara agama dan etnis.
Hal ini mampu meningkatkan nilai-nilai persaudaraan dan kepedulian sosial antarwarga Indonesia, sehingga membuat komunitas Tionghoa semakin diterima, terutama dalam lingkup masyarakat.
Semoga kebudayaan Tionghoa dan keberadaannya dalam budaya Indonesia tetap lestari dan merajalela di Kota Binjai dan seluruh Indonesia di masa mendatang.***