Dengan begitu seorang Muslim usai melaksanakan puasa Ramadhan, maka kembali suci layaknya seorang bayi yang baru dilahirkan. Putih bersih tanpa noda dosa setitik pun. Ummat Islam harus mampu melaksakan puasa dengan baik dan ikhlas, dan membayar zakat agar kembali bersih dari segala dosa.
Seseorang Muslim yang telah bersih dari segala dosa dengan berpuasa dan membayar zakat fitrah, jika meninggal dunia insha Allah akan masuk surga. Oleh karenanya banyak sekali Muslim yang mendambakan meninggal dengan husnul-khatimah. Kembali kepangkuan Allah SWT dalam keadaan bersih dari segala dosa.
Membayar zakat merupakan ketaqwaan ummat Muslim kepada Allah. Ketaqwaan merupakan ukuran utama derajat kemuliaan manusia. Ukuran kemuliaan seseorang bukanlah karena nasab, jabatan, kekayaan, popularitas atau status kewarganegaraan lainnya.
Baca Juga: Kemenag Kolaborasi LPDP Akan Buka Program Beasiswa Indonesia Bangkit ke-2, Cek Informasi Lengkapnya
Perhatikan sabda Rasulullah Saw, dalam hadits riwayat Imam Ahmad dari Abu Dzar RA:
انْظُرْ فَإِنَّكَ لَيْسَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلاَ أَسْوَدَ إِلاَّ أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى
Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.
Membayar zakat hukumnya wajib. Apakah ada seseorang Muslim yang tidak membayar zakat, padahal diwajibkan kepadanya? Bayar lah zakat dan zakat keluargamu. Artinya seorang kepala keluarga dari keluarga Muslim wajib membayar zakat dirinya dan zakat keluarganya. Anak dan istrinya.
Secara umum zakat terbagi ke dalam dua bagian, yakni zakat harta, yang sering disebut dengan zakat maal (amwaal: jamak). Kedua disebut dengan zakat jiwa (nafs), zakat jiwa ini adalah zakat fitrah. Zakat fitrah wajib dikeluarkan setiap satu tahun sekali pada bulan Ramadan.