Sudah Pernah Mencoba 3 Tips Ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa? Yuks, Kita Simak!

23 Februari 2024, 08:00 WIB
Foto Malam Bulan Ramadhan (Sumber Sumber Pixabay, Fotografer @Shafin_Protic) /

MEDANSATU.ID-Puasa pada bulan Ramadan adalah sebuah kewajiban dalam rukun Islam. Oleh sebab itu, setiap muslim yang sudah baligh wajib menjalankan ibadah tersebut.

Akan tetapi, tidak bagi anak-anak yang belum memasuki masa baligh.

Walaupun puasa belum menjadi kewajiban bagi anak-anak yang belum baligh, tidak ada salahnya jika orangtua mengajarkan anak berpuasa di usia dini pada bulan Ramadan.

Dengan cara ini, diharapkan ketika anak sudah mencukupi umur, ia sudah terbiasa melakukan puasa.

Baca Juga: Bubur Candil Tanpa Santan, Sangat Cocok untuk Buka Puasa Penderita Kolesterol di Bulan Ramadhan

Lalu, apa saja yang sebaiknya diperhatikan orangtua saat mengajarkan anak berpuasa Ramadan?

Anak Sebaiknya Diajarkan Berpuasa Sejak Dini

Menurut Dokter Dwinanda Aidina F, Sp. A yang dilansir dari kanal Youtube @Bamed Health Care, anak sebaiknya diperkenalkan pada puasa saat usia dini antara 4-5 tahun atau pada saat mereka sudah memasuki fase free school atau taman kanak-kanak.

“Tidak ada patokan khusus umur berapa. Hanya saja, mengajarkan puasa pada masa-masa tersebut sangatlah penting. Mulai dari mengajarkan pada saat free school atau pada saat usia taman kanak-kanak seperti usia 4 sampai 5 tahun. Berikan pengertian tentang tujuan dan manfaat berpuasa,” jelas dr. Dwinanda dalam kanal Youtube @Bamed Health Care.

 

Selain itu, dr. Dwinanda juga memberikan beberapa tips untuk mengajarkan anak berpuasa. Berikut tips yang dapat dipraktikkan:

Awali Puasa dengan Makanan Indeks Glikemik Rendah

Pada saat sahur, sebaiknya anak mengonsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik (IG) rendah. Contohnya yaitu gandum, kacang hijau, dan buah-buahan seperti pisang.

Baca Juga: Lapis Terenak, Ide Jualan Takjil di Bulan Puasa Ramadhan untuk Meraup Cuan Menuju Lebaran

Anak yang sedang belajar berpuasa disarankan untuk tetap mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan protein dan serat, seperti telur dan juga sayur-sayuran.

Selain itu, disarankan untuk minum dua gelas ketika sahur agar anak tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

 

Berbuka dengan Makanan Indeks Glikemik Tinggi

Kebalikan dari saat sahur, makanan yang baik dikonsumsi anak pada saat berbuka yaitu makanan dengan kandungan indeks glikemik yang tinggi.

Hal ini dapat meningkatkan kadar gula darah lebih cepat pada anak yang sedang belajar berpuasa. Contoh makanan yang dapat dikonsumsi yaitu kurma, manisan buah, nasi, roti, dan sebagainya yang biasanya disukai anak-anak.

Selain itu, dianjurkan juga untuk memberikan minuman ketika berbuka puasa hingga menjelang waktu tidur. Paling tidak dua liter sehari atau setara dengan delapan gelas.

 

Jangan Lupa Memberikan Pujian dan Semangat Pada Anak yang Berpuasa

Terakhir yang tak kalah penting adalah memberikan anak pujian dan semangat atas keberhasilan mereka dalam menjalankan ibadah puasa.

Pujian serta semangat dalam bentuk kata-kata dipercaya dapat meningkatkan kekuatan anak-anak dalam menahan lapar dan haus.

Tambahannya, sebagai orangtua kita juga harus selalu memantau kondisi anak saat menjalankan ibadah puasa.

Tanda bahaya seperti dehidrasi dan hipoglikemia mesti selalu dalam pantauan orangtua.

Demikianlah tiga tips yang dapat diterapkan dalam mengajarkan anak mengenai puasa.

Dalam hal ini, orangtua dapat percaya bahwa dengan cara ini anak terbiasa dalam menjalankan puasa ketika mengerjakan kewajiban ini pada masa dewasa nanti.

Selamat mencoba bagi orangtua yang ingin mengenalkan pengertian puasa pada anak-anak mereka. ***

 

Editor: Dedi Suang MS

Sumber: Youtube @ Bamed Health Care

Tags

Terkini

Terpopuler