'Kami bersembunyi dan lari': Korban Israel yang Selamat Menceritakan 'Teror' dari Festival Musik

- 10 Oktober 2023, 10:21 WIB
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 8 Oktober.
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 8 Oktober. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

MEDANSATU.ID - Malam itu adalah liburan. Ribuan pemuda dan pemudi berkumpul di lapangan luas di Israel selatan dekat perbatasan Gaza untuk menari tanpa peduli. Teman lama dan baru melompat-lompat, menikmati pusaran irama bass yang berat.

Maya Alper berdiri di belakang bar bersama tim sukarelawan yang sadar lingkungan, memungut sampah dan membagikan suntikan vodka gratis kepada pengunjung pesta yang menggunakan kembali cangkir mereka.

Tepat setelah pukul 6 pagi, saat fajar menyingsing dan DJ headliner naik ke panggung, sirene serangan udara memotong musik perangkap yang halus. Roket melesat di atas kepala.

Alper, (25), melompat ke mobilnya dan berlari ke jalan utama. Namun di persimpangan dia bertemu dengan kerumunan peserta festival yang tertimpa musibah, berteriak kepada pengemudi untuk berbalik. Lalu, ada suara berisik. Petasan? Pria dan wanita yang panik, terhuyung-huyung di jalan tepat di depannya, jatuh ke tanah dalam genangan darah. Suara tembakan.

Baca Juga: Dibayangi Konflik Timur Tengah, Pasar Keuangan dan Harga Emas Berpeluang Menguat Pada Hari Ini

Festival musik terbuka Tribe of Nova akan tercatat dalam sejarah Israel sebagai pembantaian warga sipil terburuk dalam sejarah negara itu, dengan sedikitnya 260 orang tewas dan masih banyak lagi yang disandera.

Lusinan militan Hamas yang menerobos pagar pemisah Israel yang dijaga ketat dan menyeberang ke negara itu dari Gaza menembaki sekitar 3.500 pemuda Israel yang berkumpul untuk menikmati malam musik elektronik yang menyenangkan untuk merayakan hari raya Yahudi di Sukkot.

Beberapa peserta dalam keadaan mabuk atau kecanduan narkoba, sehingga menambah kebingungan dan teror mereka.

Associated Press meninjau lebih dari selusin video yang diambil selama pembantaian tersebut dan mewawancarai para penyintas untuk merekonstruksi bagaimana serangan mematikan itu terjadi. Pesta tersebut diadakan di lapangan berdebu di luar Kibbutz Re'im, sekitar 3,3 mil (5,3 kilometer) dari tembok yang memisahkan Gaza dari Israel selatan.

Halaman:

Editor: Ayub Fahreza

Sumber: Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah