Sergai Sumut Rawan Kecelakaan Kederaan Berat, Pengamat: Ini PR Bagi Pj Gubernur Sumut Baru

4 September 2023, 09:14 WIB
Kondisi jalinsum sepanjang Sergai yang penuh dengan Truk Berbobot berat. /Dok Kepolisian Sergai/Ebiet

MEDANSATU.ID - Serdang Bedagai (Sergai) merupakan daerah di Sumatera Utara yang terkenal angker. Terutama jalan lintas Sumatera (jalinsum) nya. Hampir setiap hari ada saja yang tewas terlindas truk besar (tronton) membawa peti kemas.

Hal itu dikatakan pemerhati sosial Sergai, Ismaidi Lubis SH M Sp kepada medansatu.id, 3 September 2023.

"Baru pun terjadi di Titi Putih perbatasan Desa Sei Rampah dan Desa Pon, pagi harinya seorang warga Paya Lombang (Pengurus LSM) dilindas truk kontainer. Sore harinya, seorang Balita yang jatuh dari boncengan orangtuanya, juga tewas dilindas truk kontainer, " katanya.

Mirisnya kata Ismaidi, peristiwa ini kerap dilihat oleh para pelintas atau pengguna jalan, mulai dari Perbaungan hingga ke Rambutan perbatasan kota Tebingtinggi.

Baca Juga: Cieh cieh! Medan Sudah Mulai Hidup dengan Seni, Ada Pertunjukan Pantomime Warnai CFD di Lapangan Merdeka

"Padahal, jumlah pintu TOL di wilayah Sergai ini cukup banyak, yakni pintu TOL di Sri Sijenggi, Teluk Mengkudu, Sri Rampah dan Rambutan.
Tetapi kenapa para sopir truk antar provinsi ini enggan masuk melalui jalan tol. Kalau ditanya pasti mengatakan kalau tokenya tidak menambah uang tol, " ujarnya.

Padahal, para pengusaha truk ini kata dia, umumnya tauke mata sipit cukup kaya raya, tetapi malah enggan menambah uang jalan untuk jasa tol yang cuma seratus ribu lebih itu.

"Nah, jika terjadi kecelakaan atau yang menelan korban jiwa, para tauke mata sipit itu tidak sayang membawa bekingnya, sekaligus mengganti uang muka puluhan juta kepada korban, asalkan truknya tidak ditahan Polantas, " ssmbungnya.

Di sini kata Ismeidi, perlu regulasi yang sinergi bagi para petinggi dan penguasa di tingkat provinsi, untuk membuat aturan yang tegas kepada para pengusaha angkutan dan tidak sekedar gertak sambal saja.

Baca Juga: Tips Dekorasi yang Apik dan Terjangkau untuk Merombak Rumah Anda

"Harapan ini setidaknya dapat diwujudkan oleh Pj. Gubernur Sumut Hasanuddin, sebagai mantan Pangdam I/BB pastinya beliau mengerti mengatasi masalah ini, " imbuhnya.

Dikatakannya, truk berbobot besar dan panjangnya kadang mencapai 15 meter yang akrab disebut ODOL (Over Dimension Over Loading) itu hal yang kerap dilihat melintas di jalan lintas provinsi.

"Artinya, dirjen perhubungan darat yang dulunya sudah melarang truk melebihi batas tonase dan panjang itu, kalah dengan permainan oknum toke mata sipit pemilik jasa angkutan, yang juga diindikasikan mengandalkan beking, " cetusnya.

Ditambahkannya, para pejabat tinggi itu tidak lagi memikirkan hancurnya jalan dan banyaknya korban jiwa yang dilindas truk, serta korban material akibat terlalu memikirkan kepentingan pribadi.

Baca Juga: Beranda Kreatif Medan Makin Variatif Saja ada Atraksi Ukir Es, Ada Semangka Menjelma Bunga Mawar

"Jelas di sini, kalau masyarakat kecil yang membuat aturan pasti tidak mampu, kecuali adanya ketegasan dari Gubernur Sumut melalui Dinas Perhubungan, Kapolda Sumut, Pangdam I/BB dan unsur Forkopimda Sumut agar setidaknya bisa menyelamatkan sekian puluh nyawa, agar tidak dilindas truk di jalan umum kedepannya, " jelas Ismeidi.

"Yakni, dengan tidak memperbolehkan Truk berbobot diatas 5 Ton (Colt Diesel), agar tidak melintasi jalan umum atau jalinsum, " tambahnya.

Apalagi lanjut dia, dengan kondisi aspal jalan yang lebarnya hanya 6 meter, belum lagi permukaan jalan di beberapa tempat tidak rata, (gundukan/bergelombang), jika ada truk bobot besar berpapasan saja jalan sudah penuh.

Lain lagi sambungnya, jika ada kegiatan atau acara seremoni di kantor Bupati Sergai, maka jelas jalinsum macat dan bisa mencapai 2 - 3 kilometer panjangnya, membuat warga pengguna jalan lain misalnya mobil atau sepeda motor juga terkendala.

Baca Juga: Nitizen Pertanyakan Tugu yang Dibangun di Jalan S Parman Medan, Itu Lambang Apa?

"Karena para pengguna jalan umum atau jalinsum ini, umumnya adalah kelas ekonomi ke bawah yang hanya mengandalkan sepeda motor untuk mengais hidup untuk keluarganya, " ujarnya lagi.

Menurut amatan media, luapan jeritan masyarakat selalu terdengar saat pemakaman korban tabrakan truk. Nah kan kemarin pengendara Honda Vario, Sabtu 2 September 2024 di Jalinsum depan Warung Bebek Desa Firdaus.

Gegara truk hendak mendahului kenderaan di depannya, sedangkan lebar jalan hanya 6 meter maka dihantamlah pengendara Vario yang berboncengan.

Jeritan itu tentunya merupakan jeritan hati keluarga salah satu dari sekian puluh korban terlindas truk raksasa jalanan itu. Dimana peristiwa terjadi antara pukul 07.00 wib - 10.00 wib truk yang akan membongkar muatannya ke Medan, pasti memadati Jalinsum.

Baca Juga: Jelajahi Kota Medan yang Menawarkan Kuliner hingga Wisata Alam, Apa Saja?

Jika sore hari, mulai pukul 16.00 wib - 22.00 Wib saat truk akan berangkat ke luar kota, maka jelas kenderaan kecil dianggap sepele bagi sopir truk tersebut. ***

Foto :
Kondisi jalinsum sepanjang Sergai yang penuh dengan Truk Berbobot berat.

Editor: Ayub Fahreza

Sumber: data base

Tags

Terkini

Terpopuler