Dari perspektif budaya, kata Budi, begal dan geng motor ini merupakan implikasi dari tidak mengakarnya nilai-nilai budaya di masyarakat Sumut.
"Tidak ada upaya internalisasi nilai budaya terhadap masyarakat, sehingga masyarakat tumbuh sebagai bagian dari peradaban baru yang tidak sesuai dengan nilai budaya kita di Sumut, " ujarnya.
Baca Juga: Ramalan Cuaca 18 Juli 2023, BMKG Memperkirakan Medan akan Dilanda Hujan Lebat di Malam Hari
Akibatnya, lanjut dia, kini pemda dan polisi jadi repot di mana-mana. Tawuran pelajar muncul di kota-kota di Sumut. Polres Kisaran sejak awal bulan menggelar jam malam. Siapa saja yang keluar malam sampai pukul 21.00 Wib akan ditangkap.
"Tadi malam, perkelahian pelajar terjadi di Padang Sidimpuan. Belum lagi kasus di Belawan dan kota kota sekitar Medan, " tiliknya.
Kata Budi, solusinya, tegakkan hukum sesuai prosedur. Jangan main hukum jalanan. Jangan seperti orang hilang akal sehat, mau main tembak mati saja.
"Begal akan melakukan pembelaan diri, perang akan pecah. Hal seperti ini pernah terjadi di Lampung, " pungkasnya. ***