Beredar Poto Salah Satu Gedung di Taman Budaya Medan Menjadi Sekretariat Alumni SMAN Tiga Medan

24 Mei 2023, 15:03 WIB
Beredar Poto Salah Satu Gedung di Taman Budaya Medan Menjadi Sekretariat Alumni SMAN Tiga Medan. / Yondik Tanto/Facebook

MEDANSATU.ID - Beredar poto yang menunjukkan salah satu ruangan di Taman Budaya Medan menjadi Sekretariat SMAN 3 Medan. Poto tersebut tayang di akun FB Yondik Tanto, seorang seniman dan budayawan Kota Medan, Selasa 23 Mei 2023.

Poto tersebut sebuah pintu besi yang terkunci, lalu di atas pintu tersebut terdapat tulisan Ikatan Alumni SMAN 3 Medan SEKRETARIAT dengan huruf besar. Lalu di sisi kirinya ada logo.

Tayangan poto tersebut kontan membuat seniman berkomentar pedas terhadap sekretariat tersebut. Sebab selama ini seniman merasa sulit untuk mendapatkan ruangan sekretariat. Malah sekretariat seniman dibongkar beberapa waktu lalu.

Salah satu komentar yang cukup tajam datang dari S Satya Darma, budayawan yang juga jurnalis ini mempertanyakan maksud pemasangan stiker tersebut di kolom komentar. Kata S Satya Darma, seniman Medan harusnya bersikap lebih tegas.

Baca Juga: Tempat Wisata Baru, Muncul di Kaki Gunung Sinabung, Tercipta dari Longsoran Jutaan Batu saat Erupsi

"Ini maksudnya apa? Kalau memang itu untuk kantor pegawai dinas P an K dan kantor sekretariat para alumni kroni kepala dinasnya, serta tidak dimaksudkan untuk aktivitas kesenian, bilang saja terus terang. Tak usah dikamuflase pakai nama taman budaya segala. Seniman Medan harusnya bersikap lebih tegas untuk menyatakan bahwa kami seniman Medan tak butuh taman budaya yang dimanipulatif......."

Pemberian ruangan kepada Alumni SMAN 3 lantaran ada salah seorang pejabat yang lulusan SMA tiga itu menurut Alinur seniman musik tradisional sangat melukai hati seniman yang telah puluhan tahun beraktifitas di Taman Budaya ini.

"Pemberian sekretariat terhadap Alumni SMA Negeri tiga ini sungguh menyakitkan hati seniman dan budayawan yang sudah berpuluh-puluh tahun beraktifitas di Taman Budaya tapi diusir begitu saja dan sekretariat mereka dibongkar, " ujar Alinur.

Masih segar dalam ingatan kita dimana sanggar atau sekretariat grup-grup tari, teater, sastra dibongkar paksa. Lalu dijanjikan akan diberikan sekretariat baru. Tapi nyatanya kata Alinur alias Cowboy, hingga kini tak ada ganti dari dibongkar nya sekretariat tersebut.

Baca Juga: Warga Tongkoh Berastagi Tanah Karo Resah Ada Yang Melepas Ratusan Ular Piton di Tahura

"Trus apa bedanya dengan sekretariat Alumni. Saya kira dulu Taman Budaya diambil dengan konsekwensi akan ditertibkan dengan adil dan ber kemanusiaan. Tapi nyatanya kolusi dan nepotisme tetap terjadi dan ini sangat tidak berbudaya, " ujar Alinur.

Sebelumnya saat Dinas Kebudayaan mengambil alih Taman Budaya Sumut menjadi Taman Budaya Medan, mengeluarkan surat edaran agar seniman membongkar sendiri sekretariat nya. Seniman kemudian membentuk Forum Peduli Seniman TBSU dan mengajukan dialog.

"Namun dialog tidak pernah terjadi antara seniman dengan kadis kebudayaan kota Medan. Tau-tau dinas Kebudayaan membawa polisi dan TNI juga Satpol PP dan menekan seniman agar membongkar sendiri sekretariat. Demi menjunjung budaya santun, kita nurut, kita bongkar, " ujar Hafiz Tadi budayawan Medan.

Seniman kata Hafiz masih terus berharap ada dialog antara seniman dengan Kadis Kebudayaan, namun hingga kini, dialog itu tidak pernah terjadi. Padahal Kadis Kebudayaan Kota Medan, sempat berjanji akan menyahuti aspirasi para seniman.

Baca Juga: Biosolar Langka di SPBU Labuhanbatu, Sopir Mengeluh Truk Antri Panjang

Setelah seniman keluar dari TBSU, kemudian Taman Budaya direhab. Jajaran sekretariat grup-grup seniman kemudian dijadikan sekretariat SMP dan SMA. Open Stage direhab untuk berbagai perlombaan pelajar. Ada juga bangku dan meja dibangun di depan Gedung Pameran. Namun sejauh ini Gedung Utama belum tersentuh rehab.

Walikota Medan, Bobby Nasution terkesan cuek dengan kondisi Taman Budaya Medan saat ini. Bobby Nasution seperti tak mau tau dengan nasib seniman taman budaya saat ini. Seniman yang selama ini selama bertahun-tahun hidup dan menghidupkan Taman Budaya Medan ataupun Sumut ini.

"Memang ada Bobby meninjau dan memberi angin surga untuk membangun kembali Gedung pertunjukan delapan tingkat. Sejak itu masuklah dinas Kebudayaan dan 'mengusir' seniman dari 'rumahnya' sendiri, " ujarnya

Sementara itu Tatan Daniel pejuang Save Time Jakarta mengatakan seniman harus berjuang untuk kedaulatan hidup mereka. Seniman bukan gelandangan yang seenaknya diusir. Seniman adalah seseorang yang bermartabat yang hidup dari kemandirian dan tak sudi bergantung pada pemerintah.

Baca Juga: Kesenian Digelar di Pinggiran, LKKI: Kota Medan Akan Berkarakter, Pemko Harus Punya Dana Abadi

"Seniman harus membela nasibnya sendiri. Bersatu untuk melawan kezoliman. Tidak membiarkan kesewenang-wenangan terjadi mengkebiri hak-hak hidup yang sama dengan hak hidup masyarakat lainnya, " ujar Tatan pejuang Save Time bersama ratusan seniman Jakarta. ***

Editor: Ayub Fahreza

Tags

Terkini

Terpopuler