Ada Genit Manis di Medan, Ini Dia Hubungannya dengan HIV AIDS...

3 Juni 2023, 08:51 WIB
Ada Genit Manis di Medan, Ini Dia Hubungannya dengan HIV dan AIDS. /Diskes Medan/Diskominfo Medan

MEDANSATU.ID - Kota Medan adalah kota hiterogen dan dinamis. Kota metropolitan dimana pembauran hubungan lelaki dan perempuan sudah sulit untuk terkontrol. Oleh karenanya persentase penularan penyakit kelamin diyakini cukup tinggi, meski belum ada data kongrit mengenai HIV AIDS di tahun 2023.

Data tahun 2019 Kota Medan terditeksi sejumlah 5.272 penderita. Jumlah tersebut termasuk jumlah di Sumut yang sebesar 9.362 penderita. Oleh karenanya agar penularannya bisa dihambat, Kota Medan meluncurkan program 'Genit Manis'.

Genit Manis adalah (Gerakan Nikah Sehat Menuju Anak dan Ibu Sehat). Program ini dimaksudkan untuk memberi pencerahan terhadap pasangan yang ingin menikah atau calon pengantin (catin) agar memahami pengetahuan tentang reproduksi.

Pehaman itu penting agar catin terhindar dari penyakit infeksi menular seksual, infeksi saluran reproduksi serta HIV AIDS. Juga kesehatan terhadap bayi yang akan dilahirkan termasuk masalah stunting.

Baca Juga: Dua Anggota Sakit Menahun, Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Irsan Beri Semangat dan Do'a

Fasilitas kesehatan milik Pemko Medan ini dipusatkan di Puskesmas Padang Bulan tepatnya berlokasi di Jalan Jamin Ginting dan merupakan salah satu dari lima program kesehatan Walikota Medan, Bobby Nasution.

Kepala Puskesmas Padang Bulan dr Roosleyn Bakara MARS, mengungkapkan belakangan ini masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja belum ditangani maksimal.

Hal ini kata dr Roosleyn terlihat dari masih tingginya angka perkawinan muda dan masih tingginya juga tingkat kelahiran pada usia remaja.

"Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas masih sangat rendah saat ini. Lagi pula peristiwa kehamilan pada usia remaja juga masih sangat tinggi, " jelas dr Roosleyn.

Baca Juga: Dishub Medan Imbau Jukir Untuk Patuhi Aturan, Parkir Masih Sembarangan, Masyarakat Jangan Segan Melapor

Melihat kenyataan ini, lanjut Roosleyn, maka selain pada kelompok usia muda (remaja), pemberian pengetahuan masalah kesehatan reproduksi dan sex perlu ditransformasikan kepada orang dewasa yang menjadi catin yang akan memasuki pintu pernikahan melalui konseling, informasi dan edukasi (KIE).

Oleh karenanya bilang Roosleyn, lewat program Genit Manis, Puskesmas Padang Bulan memberikan KIE kepada para catin. Hal ini dimaksudkan agar catin dapat menyiapkan diri memasuki gerbang rumah tangga atau keluarga.

"Termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas, " ujar Roosleyn.

Dia juga memaparkan, memasuki jenjang sebagai pasangan suami istri, haruslah memiliki kesehatan lahir bathin yang baik. Salah satu indikasinya adalah kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang memadai.

Baca Juga: Harlah Pancasila 2023, Ini Kata Kapolda Sumut untuk Indonesia, Ternyata Gotong Royong itu...

"Kesehatan reproduksi adalah keadaan dimana kondisi fisik, mental dan sosial seseorang menunjukkan hubungan dengan fungsi dan proses reproduksinya, termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang dapat mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut, " jelasnya.

Roosleyn menambahkan, sebelum melangsungkan pernikahan sebaiknya terlebih dahulu pasangan catin mempersiapkan diri secara mental dan spiritual.

"Selain itu juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan agar kedua pasangan betul betul dalam keadaan sehat lahir bathin, " sambungnya.

Untuk mendukung suksesnya program Genit Manis ini, Pemko Medan selalu menggelar berbagai kegiatan yakni penyuluhan KIE kesehatan reproduksi dan seksual serta penyakit menular bagi catin.

Baca Juga: Lahirnya Pancasila Di Mata Akademisi, Prof Dr Zulfirman SH MH : Pancasila, Gotong Royong

"Tidak itu saja, Puskesmas Padang Bulan juga melakukan sosialisasi pemeriksaan kesehatan catin kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan. "

"Lalu, melaksanakan edukasi dengan mobil ambulance dan melakukan pemeriksaan kesehatan calon pasangan nikah ini, " ujarnya.

Selanjutnya Roosleyn mengatakan, sebagian besar kematian baik angka kematian ibu (AKI ) maupun angka kematian bayi (AKB), disebabkan oleh pendarahan, infeksi dan hipertensi saat kehamilan.

"AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Dalam upaya menurunkan kedua masalah tersebut, kita masih menghadapi berbagai tantangan seperti masalah akses, kualitas dan disparitas dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, " tandasnya. ***

Editor: Ayub Fahreza

Sumber: Pemko Medan

Tags

Terkini

Terpopuler