Innalillahi, Mahasiswa ITB Gugur Saat Uji Coba Pesawat Tanpa Awak, Seluruh Akademisi Patut Berduka

- 8 Juni 2023, 11:42 WIB
Muhammad Rasyid Ghifary, Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)  wafat pada Selasa, 6 Juni 2023.
Muhammad Rasyid Ghifary, Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) wafat pada Selasa, 6 Juni 2023. /Instagram @hmm_itb/

MEDANSATU.ID - Indonesia dan seluruh mahasiswa patut berduka. Pasalnya terdengar kabar duka dari keluarga besar ITB. Seorang mahasiswa mereka bernama Muhammad Rasyid Ghifary gugur.

Dilansir dari arahkata.pikiran-rakyat.com, Muhammad Rasyid Ghifary meninggal dunia akibat kecelakaan. Mahasiswa Fakultas jurusan Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu tewas setelah melakukan uji coba pesawat tanpa awak, Selasa 6 Juni 2023.

Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Prof Dr Tatacipta Dirgantara mengatakan, Rasyid tewas ketika tengah melakukan kegiatan bersama UKM Aksantara ITB untuk uji coba pesawat tanpa awak tersebut.

"Mereka adalah mahasiswa mesin angkatan 2021, jadi memang mahasiswa di fakultas kami. Mereka sedang bersama timnya untuk melakukan kerja sama di unit kegiatan mahasiswa (UKM)," bilang Tatacipta, Rabu 7 Juni 2023.

Baca Juga: Merdang Merdem Tahun 2023 akan Digelar di Lapangan Benteng Medan, Yuk Mengenal Budaya Karo

Tata cipta juga mengatakan UKM Aksantara ITB sedang berbenah untuk mengikuti perlombaan KRT (Kontes Robot Terbang). Lalu mereka mencoba membuat pesawat tanpa awak.

Setelah kelar dirakit, pesawat itu siap untuk diuji coba di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung. Namun ketika sedang diujicoba, pasang pelontar pesawat tanpa awak tercabut dan mengenai tubuh Rasyid.

"Hal itu terjadi lantaran tanah dalam keadaan basah setelah turun hujan, " ungkap Tatacipta.

Selasa sore itu lanjut Tata, hujan memang turun dengan deras. Kemudian setelah hujan reda mereka kembali ingin mencoba pesawat tersebut.

Baca Juga: Akhirnya, Rebecca Klopper Muncul ke Publik dan Minta Maaf Atas Kasus Video 47 Detik

"Tapi karena hari Senin dan Selasa hujan terus membuat tanah itu basah. jadi saat Rasyid menancapkan pasak ke tanah, karena basah, tanah jadi lembek dan nggak kuat," terangnya.

"Nah, saat pelontar itu ditarik, pasaknya tercabut dari tanah, karetnya kena orang. Yang kena dua orang. Yang satu nggak kenapa-kenapa, hanya kena tangan. Satu lagi (Rasyid) kena area yang fatal. Itu yang menyebabkan dia meninggal," lanjut dia.

Rasyid langsung dikebumikan di Jakarta oleh keluarganya pada Rabu siang. Rasyid dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi. Ini membuat ITB dan seluruh akademisi pantas untuk berduka. ***

Editor: Ayub Fahreza

Sumber: Pikiran Rakyat Arah Kata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x