Menelusuri Jejak Musnahnya Bangsal Tembakau Deli di Kawasan Deliserdang, Mestinya Jadi Cagar Budaya

- 28 Maret 2023, 10:28 WIB
Kandang Ayam warga yang ditempel pamplet fudang 1926 di Desa Seintis
Kandang Ayam warga yang ditempel pamplet fudang 1926 di Desa Seintis /Al/Medan Satu

Seorang warga di Seintis mengaku bernama Anto Jepang mengatakan robohnya gudang tembakau 1926 lantaran sudah lapuk, tua dan tidak dirawat lagi. Gudang itu roboh belum lama ini. Sedangkan materialnya hilang begitu saja.

"Awalnya yang saya tau kontruksi bagian atapnya roboh. Mungkin karena kayunya sudah tua. Lama-lama satu persatu bahan - bahan bangunsnnya hilang. Lalu roboh dan saat ini sudah rata dengan tanah, " ujarnya.

Bahkan kini pamplet gudang 1926 dijadikan warga untuk kandang ayamnya. Dari penempatan pamplet itu sepertinya si pemilik kandang ayam ingin mengenang gudang tersebut dengan memasangnya pada kandng ayam yang sepintas mirip bangsal tembakau itu.

Di Desa Seintis juga banyak ditemukan artefak peninggalan bsngsal tembakau seperti ompak. Ompak adalah alas tiang bsngsal yang terbuat dari batu berbentuk segi empat. Oleh warga di Seintis, ompak tersebut dijadikan tungku apabla ada pesta kawin.

"Ya ompaklah yang jadi ada. Itupun terbuang-buang. Sama jambi sini buat tungku masak jika ada pesta kawinan, " ujar Anto.

Ompak dan sisa-sisa kantor
Ompak dan sisa-sisa kantor Medan Satu
Serupa nasibnya dengan bangsal dan gudang di Desa Seintis, di Kelambir Lima juga kondisinya nyaris sama. Di Kelambir Lima ada gudang yang sudah rusak parah. Namun masih berdiri. Bahkan diyakini masyarakat di sana sebagai gudang angker.

Asih (56) warga Kelambir Lima mengaku pernah bekerja di gudang tersebut semasa dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) di tahun 1980 an. Asih bekerja sebagai pemilah daun tembakau.

"Aku waktu itu masih SD. Kalau pulang sekolah ikut bekerja nemilah tembakau membantu emak (ibu, red) . Daun tembakau ada kelasnya. Ada yang cacat dimakan ulat. Ada yang sempurna warnanya kuning keemasan. Itu yang kelas A dan harganya mahal, " ujar Asih.

Namun sama seperti di Desa Seintis, di Kelambir Lima juga sudah tidak menanam tembakau lagi. Kini beberapa bangunan dijadikan perkantoran perkebunan Kelapa Sawit. Asmawito menerangkan PTP saat ini tidak menanam tembakau lagi karena harganya jatuh.

"Perkebunan otomatis tidak menanam tembakau lagi lantaran perawatannya sulit dan harganya sudah sangat murah. Sehingga tidak mampu lagi memproduksi daun tembakau, " terangnya.

Halaman:

Editor: Ayub Fahreza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x