5 Puisi Penyair S Ratman Suras yang Menggambarkan Kota Medan, Sindir Kemacetan dan Sampah

- 7 Oktober 2023, 09:32 WIB
Ikustrasi Kota Medan dalam puisi S Ratman Suras.
Ikustrasi Kota Medan dalam puisi S Ratman Suras. /Screenshot Facebook/Humas Polda Sumut

MEDANSATU.ID - Mampukah puisi menjelajahi Kota Medan? Inilah 5 puisi S Ratman Suras yang ternyata mampun menjelaskan tentang Kota yang bernama Medan ini.

Lima puisi tersebut berjudul "Jembatan Besi Namo Gajah", " Potret Buram Simpang Barat", "Jaket Seken Pajak Melati" "Ketoprak Dor: Mas Yono USU" dan " Di Danau Sihombak"

Puisi S Ratman Suras ini ternyata kuat dalam menggambarkan Kota Medan lewat nama-nama daerah dalam judul-judul puisinya tersebut. Puisi-puisi itu menggambarkan seluk beluk kota yang didirikan Guru Patimpus pada 1 Juli 1590 menurut Pemko Medan.

S Ratman Suras sendiri adalah seorang penyair perantauan dari Cilacap ke Medan. Lelaki Jawa yang sangat mencintai Kota Medan ini sekarang bermukim di Medan Tuntungan. Telah banyak menciptakan puisi tentang Kota yang kini dipimpin Bobby Nasution ini. Puisi yang diterbitkan MEDANSATU.ID ini hanya 5 di antaranya saja.

Baca Juga: Warga Keluhkan Naiknya Harga Beras dan Air Sering Mati di Safari Jumat Bobby Nasution, Tolong Turunkan Lagi!

Menceritakan sebuah Kota Medan sebagai kota nomor tiga terbesar di Indonesia ini dalam sebuah puisi belum tentu mudah. Tapi Ratman mampu menggambarkannya. Lima puisi tersebut belum mewakili memang. Tetapi masih banyak lagi puisi-puisi tentang kota yang sempat dijuluki "kota seribu lubang" dan sempat juga "kota begal dan narkoba" ini.

Bukan cuma itu, dalam puisi S Ratman Suras yang berjudul "Potret Buram Simpang Barat" misalnya. Jelas sekali Ratman mengatakan bahwa Simpang Barat adalah sebuah potret buram. Tempat yang berada di Jalan Gatot Subroto itu tiap malam berdiri perempuan dan waria bergincu tebal. Berdiri menunggu lelaki hidung belang yang akan membawa mereka bersenang-senang.

"Satu-satu terpacak di bawah tiang lampu
Bibir menor merah hitam asap rokok
Mengelun membubung ditelan malam
Malam merintih buram
Simpang barat tetap mencatat
Kota dengan seribu cerita di rongga
Dadanya"

Tepat di simpang itu juga berdiri dua atau tiga kios penjual berbagai minuman keras, legal dan bersurat ijin. Kedai itu buka 24 jam nonstop. Terus ke arah Jalan Sei Batang Hari, banyak berdiri hotel-hetel melati.

Halaman:

Editor: Ayub Fahreza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x