Selain Medan , mestinya Sumut juga begitu. Beberapa penerima manfaat dana Indonesiana juga sudah menyelenggarakan event-event kebudayaan di desa-desa dan itu sangat strategis untuk membangun kebudayaan yang diinginkan sesuai undang-undang tersebut.
"Seperti Festival Koeli Kontrak yang diselenggarakan di Desa Seintis, Festival Budaya Jawa Deli di Desa Helvitia dan beberapa lainnya itu, sangat cocok bila didukung penuh oleh pemerintah daerah. Intinya pembagian manfaat bisa merata hingga ke masyarakat desa, " sebutnya.
Padahal kata Rizal, Kota Medan punya potensi besar untuk menghidupkan sisi-sisi pinggiran lantaran punya fenomena alam yang bagus. Punya Sungai Deli yang bisa dieksplorasi, punya Medan Utara yang begitu indah, punya desa pinggiran seperti di Desa Sampali yang kaya sejarah, juga daerah Selatan seperti Johor, Titi Kuning, Simalingkar dan Medan Zoo. Tak ketinggalan punya peninggalan Tembakau Deli yang termashur yang tak dimiliki kota lain.
"Jika Pemkot Medan jeli melihat potensi ini, maka dalam tempo tidak lama, Medan akan menjadi kota yang maju sekaligus berbudaya. Kuat dan berkarakter. Dinamis dan sejahtera. Pembangunan tidak hanya dinikmati oleh warga pusat kota saja, " tutupnya. (***)