Lahirnya Pancasila Di Mata Akademisi, Prof Dr Zulfirman SH MH : Pancasila, Gotong Royong

- 1 Juni 2023, 00:32 WIB
Guru Besar Prof Dr Zul Firman SH MH
Guru Besar Prof Dr Zul Firman SH MH /Medansatu/Dedi/

Prinsip gotong royong dari segi bahasa tehnis merupakan kajian teori politik diterjemahkan menjadi pragmatis-materialis. Artinya gotong royong itu sebagai “alat” sebagaimana terlihat diterjemahkan menjadi “kerja, kerja, dan kerja“ oleh Presiden Jokowi. Fokus orientasinya pengejaran materi/ kebutuhan biologis, yang hasil akhirnya melahirkan hedonisme di lingkungan Penguasa dan lingkarannya. Pada tataran ini arti kekuasaan berubah menjadi kekayaan.

Hedonisme itu sendiri sebuah hasrat yang tidak pernah terpuaskan. Hasrat yang demikian itu, menyuburkan perilaku menyimpang sebagaimana terlihat dalam sejarah perpolitikan bangsa Ini. Seseorang demi meraih kekuasaan tidak segan-segan berkomplot melakukan tindakan tidak manusiawi dengan berbagai cara tipu muslihat, kebohongan, curang, transaksional bila perlu nyawa manusia dikorbankan.

Baca Juga: Bikin Iri, Kelima Pemenang Flash Sale Rp1 Shopee Resmi Terima Mobil Agya Seharga Rp1

Penguasa yang memperoleh kekuasaan dengan cara-cara yang demikian itu menjadi penguasa hedonis, menyuburkan perbuatan korupsi baik secara perorangan maupun berjamaah, pamer kekayaan oleh pejabat pemerintahan dan/ atau pejabat politik, penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa untuk kepentingan kelompoknya, melindas dan memporakporandakan kebenaran dan keadilan. Situasi ini melahirkan kerjasama yang liar dalam bentuk kolusi, nepotisme antara penguasa ( pemilik kekuasaan ) dan pengusaha ( memiliki kekuasaan uang ) menjalin erat satu sama lainnya mengejar kepentingan mereka. Hal ini diperparah lagi jika Penguasa sekaligus merangkap sebagai Pengusaha.

Eksplotasi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi diperuntukan untuk kepentingan mereka dengan bertamengkan kepentingan Rakyat. Pada kenyatannya rakyat termarjinalkan. Rakyat tidak lebih pemilik telanjang atas sumber daya alam dan ekonomi. Rakyat punya hak tapi tidak dapat menikmati manfaat dari hak yang dimilikinya.

Pada titik ini, gotong royong bukan lagi sebagai suatu pengabdian diri pada kemanusiaan sebagamana makna sejatinya untuk mencapai kebahagiaan bersama melainkan berubah menjadi kesenangan diri sendiri dan kelompoknya.

 

Pancasila Prinsip Hidup Bangsa Indonesia

 

Paparan di atas dapat dijadikan renungan bagi semua elemen bangsa ini dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni sekarang ini. Pada satu sisi, penerapan gotong royong dari sisi teknis ( alat) sebagaimana disebutkan di atas jauh menyimpang dari makna hakikinya, pada sisi lainya membuktikan Pancasila tidaklah dapat diperas menjadi eka sila.

Halaman:

Editor: Dedi Suang


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x