Sejak meninggalnya Angku Syofyan, kata Syafitra kemudian dirinya menjadi janda, dia merasakan sikap Nenek Ratnawati berubah, dan sepertinya mulai menunjukkan sikap tidak sayang.
Sejak itulah Syafitra memulai pengembaraannya berjalan kaki menggendong anaknya dari kota Pekan Baru, Dumai dan lainnya untuk mencari nafkah.
"KTP dan kartu KK ku pun tertinggal di dalam dompet di rumah Nek Ratna. Tapi aku masih ingat dan belum lupa sama sekali. Aku cuma ingin keluarga ku mengakui aku anak siapa, dan siapa sebenarnya mamak dan ayahku, " tutup Syafitra dengan raut wajah sedih.***